Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyatakan selalu menggunakan bauran kebijakan untuk merespons kondisi perekonomian nasional, termasuk menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah. Dengan kata lain, guna mengurangi tekanan pada mata uang rupiah, BI tak hanya menggelontorkan dolar AS dari cadangan devisa (cadev).Â
 "Melihat kondisi ekonomi, kita respons dalam bentuk bauran kebijakan. Tapi kebijakan utama kita sebetulnya adalah nilai tukar, kebijakan tingkat suku bunga, peredaran uang, dan cadev," kata Gubernur BI, Agus Martowardojo di Jakarta, seperti ditulis Rabu (23/9/2015).Â
Â
Mantan Menteri Keuangan (Menkeu) itu menilai, posisi cadev Indonesia sebesar US$ 105,3 miliar hingga Agustus 2015 masih memadai karena setara dengan tujuh bulan impor. Posisi cadev (unaudited) sampai Senin (21/9/2015), Agus pernah menyebut tergerus menjadi US$ 103 miliar.Â
Â
"Tantangan ke depan tidak sederhana, tapi kami siap dan berkomitmen menjaga volatilitas dan stabilitas kurs rupiah. Kami akan gunakan bauran kebijakan dalam merespons, seperti instrumen makroprudensial dan lainnya," ujar Agus.Â
Â
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro sebelumnya memastikan meski turun, cadev Indonesia masih dalam kategori aman.
"Tidak kritis. Cuman kan istilahnya lebih banyak lebih baik. Kalau punya dompet tebal kan lebih enak daripada dompet kering. Kantong kering. Kita intinya bagaimana mempertebal dompet kita itu," kata Bambang.
Bambang menjelaskan pemerintah tengah menyiapkan sejumlah langkah untuk menambah cadev.
Menurut dia, instrumen untuk menambah cadev masih disusun. Namun, instrumen itu akan bekerja untuk meningkatkan ekspor. Kemudian, hasil ekspor masuk ke dalam sistem perbankan Indonesia.
Bila sudah masuk dalam sistem perbankan, pemerintah akan berusaha sekuat tenaga agar dana yang memakai mata uang dolar AS itu tidak keluar lagi. (Fik/Ndw/Sar)
"Tidak kritis. Cuman kan istilahnya lebih banyak lebih baik. Kalau punya dompet tebal kan lebih enak daripada dompet kering. Kantong kering. Kita intinya bagaimana mempertebal dompet kita itu," kata Bambang.
Bambang menjelaskan pemerintah tengah menyiapkan sejumlah langkah untuk menambah cadev.
Menurut dia, instrumen untuk menambah cadev masih disusun. Namun, instrumen itu akan bekerja untuk meningkatkan ekspor. Kemudian, hasil ekspor masuk ke dalam sistem perbankan Indonesia.
Bila sudah masuk dalam sistem perbankan, pemerintah akan berusaha sekuat tenaga agar dana yang memakai mata uang dolar AS itu tidak keluar lagi. (Fik/Ndw/Sar)