Harga Emas Terpukul Data Ekonomi AS

Harga emas anjlok merespons laporan ekonomi Amerika Serikat.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 30 Sep 2015, 08:01 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2015, 08:01 WIB
Ilustrasi Harga Emas
Ilustrasi Harga Emas (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, New York - Harga emas anjlok pada perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB) merespons laporan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat memicu spekulasi kenaikan suku bunga acuan dan melemahkan minat investor untuk mengoleksi safe haven seperti emas.

Dilansir dari Wall Street Journal, Rabu (30/9/2015), kontrak emas paling aktif diperdagangkan untuk pengiriman Desember 2015 turun US$ 4,9 atau 0,4 persen menjadi US$ 1.126,8 per ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange.

Harga rumah di AS naik 4,7 persen dalam 12 bulan yang berakhir pada Juli, mengalahkan kenaikan 4,5 persen pada Juni 2015.

Sementara itu, kelompok riset swasta The Conference Board mengatakan indeks kepercayaan konsumen naik menjadi 103 pada September dari revisi 101,3 pada Agustus 2015. Ekonom yang disurvei Wall Street Journal memperkirakan indeks jatuh ke 97.

Laporan ekonomi yang optimistis membuka jalan bagi Bank Sentral AS atau Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga akhir tahun ini. Investor akan meninggalkan emas saat suku bunga naik karena tidak membayar bunga.

Sementara itu, harga platinum berada di bawah US$ 900 per ounce untuk pertama kalinya sejak Desember 2008 sebagai spekulasi tentang dampak skandal emisi Volkswagen AG terus.

Pembuat mobil Jerman telah mengakui menginstal perangkat lunak ke sekitar 11 juta mobil diesel-mesin untuk memanipulasi aturan polusi yang berlaku di AS.

Platinum banyak digunakan dalam knalpot filter untuk kendaraan bertenaga diesel, dan pedagang khawatir bahwa konsumen akan berpaling dari teknologi dalam menanggapi skandal tersebut.

Harga platinum berjangka untuk pengiriman Januari terpuruk ke US$ 899,6 per troy ounce, terendah sejak 26 Desember 2008. Kontrak ditutup turun US$ 4,4 atau 0,5 persen menjadi US$ 918,1 per ounce. (Ndw/Gdn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya