Liputan6.com, Bogor - Menteri Koperasi dan UMKM, Agung Gede Ngurah Puspayoga menyatakan bahwa buah lokal belum mampu bersaing dengan buah impor. Hal itu dikarenakan masih rendahnya kualitas, konsistensi dan kontinuitas produksi buah nusantara. Oleh karena itu agar bisa meningkatkan kualitas dan bersaing dengan buah impor, petani buah lokal harus bergabung dengan koperasi dan bersama-sama mengembangkan usaha.Â
Hal itu disampaikan Puspayoga saat membuka Festival Bunga dan Buah Nusantara (FBBN) 2015 di IPB International Convention Center, Kota Bogor, Jumat (27/11/2015).
Puspayoga menjelaskan, setiap tahun pertumbuhan buah lokal terus meningkat. Seperti manggis meningkat 26 persen, melon 13 persen, duku atau lansat 10 persen, belimbing dan salak naik 8 persen.Â
"Namun karena pertumbuhan produktivitas buah tidak dibarengi dengan pembentukan koperasi maka ekspor buah dan bunga tidak mengalami peningkatan," ujarnya.
Baca Juga
Menurutnya, dari sekitar 170.000 koperasi yang ada di Indonesia, ketertarikan koperasi atau UKM terhadap unit usaha buah dan bunga masih di bawah 10 persen.
Seiring dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) unit usaha buah dan bunga harus menjadi andalan dan mampu bersaing dengan negara luar.
Ia menambahkan, langkah IPB dalam menyenggarakan FBBN 2015 diharapkan dapat merangsang masyarakat terutama unit usaha buah dan bunga agar lebih maju.
"Tentunya di gelaran ini akan ada banyak petani dan pelaku usaha saling bertukar pikiran untuk meningkatkan kualitas dan kualitas buah dan bunga," ujarnya.
Rektor IPB, Herry Suhardiyanto menjelaskan, ekspor buah Indonesia saat ini masih didominasi nanas dibanding buah lain seperti manggis, pisang, mangga, dan pepaya. Pahahal, seluruh jenis buah dapat tumbuh dan berproduksi optimal di seluruh Indonesia baik buah yang berasal dari Indonesia atau negara lain.
Herry menambahkan, produksi buah di Indonesia masih didominasi petani dalam skala kecil atau hanya berada di pekarangan rumah. "Produksi kita kualitasnya masih kurang baik karena kebanyakan petani buah hanya mengandalkan bercocok tanam buah di pekarangan rumah atau tumpang sari, dan menggunakan teknologi sederhana serta tidak berkesinambungan," ucapnya.
FBBN 2015 yang diselenggarakan 27-29 November merupakan ajang tahunan yang diinisiasi IPB. Festival yang ketiga kalinya ini untuk mendorong, memfasilitasi, dan mengkampanyekan pengembangan buah nusantara.
Gerakan revolusi orange meliputi revolusi kebijakan, infrastruktur, kepemimpinan dan pembinaan sumber daya manusia, inovasi dan teknologi, serta sistem pengusahaan dan pentrasi pasar buah nusantara. "Festival buah tahunan ini sebagai bagian dari upaya mengajak masyarakat Indonesia mengonsumsi buah nusantara yang dihasilkan petani dalam negeri," kata Jumadi S. Witoprawiro, Ketua SC Panitia FBBN 2015.
Dalam FBBN, kata dia, IPB akan mendorong buah lokal Indonesia agar kembali diminati masyarakat Indonesia, di antaranya jeruk keprok dan mangga. (Achmad Sudarno/Gdn)