Hariyadi Sukamdani: Ledakan di Sarinah Tak Ganggu Ekonomi

Indonesia sudah dikenal sebagai negara yang cukup kondusif untuk berinvestasi.

oleh Arthur Gideon diperbarui 14 Jan 2016, 22:00 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2016, 22:00 WIB
20160114-Petugas Gabungan Jaga Obyek Vital di dekat Gedung Sarinah-Jakarta
Sejumlah kendaraan taktis Jihandak TNI AD berjaga di depan gedung Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1/2016). Ratusan petugas penjinak bom gabungan bersiaga pasca ledakan yang terjadi di pos polisi Sarinah, Jakarta. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan bahwa teror ledakan yang terjadi di Jalan Thamrin, Jakarta, tidak akan mengganggu perekonomian secara nasional. Investasi dari luar diyakininya masih akan mengalir deras.

Menurutnya, teror ledakan yang terjadi pada Kamis (14/1/2016) siang tak akan banyak berdampak kepada perekonomian secara jangka panjang. "Paling hanya sektor ritel saja dan itu hanya dua sampai tiga hari saja dampaknya," jelasnya kepada Liputan6.com, Kamis (14/1/2016).

Sedangkan secara jangka panjang, teror tersebut tidak akan berdampak. Dengan berbagai kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah saat ini, Hariyadi yakin bahwa investor masih akan tetap berminat menanamkan uangnya di Indonesia.

Indonesia sudah dikenal sebagai negara yang cukup kondusif untuk berinvestasi. "Lain halnya seperti Irak atau Suriah yang memang negara yang memiliki konflik berkepanjangan," jelasnya.

Untuk sektor pariwisata, Hariyadi juga percaya bahwa teror ledakan tersebut tidak akan berdampak. Turis asing masih akan tetap berkunjung ke Indonesia meskipun tidak dalam waktu dekat ini. 

Presiden Direktur Grup Maspion, Alim Markus juga mengungkapkan hal yang sama. Ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Alim merasa prihatin dengan kejadian ledakan bom di Sarinah Thamrin, pagi tadi (14/1/2016). "Saya kira sesama manusia kok tega ya, membunuh orang mana boleh," katanya, sore ini.

Pengusaha yang terkenal dengan slogan "Cintailah Produk-produk Indonesia" itu tampaknya tidak khawatir ataupun takut dengan tragedi maupun teror bom yang mengancam Indonesia. "Di mana-mana sudah banyak teroris ya, jadi dianggap itu sudah biasa," ucap Ali.

Bank Indonesia (BI) juga memastikan kondisi pasar keuangan di Indonesia tetap stabil meski di jantung ibukota negara DKI Jakarta tengah dilanda teror bom.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Juda Agung mengungkapkan, tidak ada alasan bagi pasar keuangan Indonesia terus melemah hanya karena masalah bom. "Memang kalau di lihat di pasar valas sedikit bergejolak, tapi itu sifatnya hanya temporer saja," kata Juda.

Demi menjaga stabilitas pasar keuangan, terutama megenai rupiah, BI siap dan selalu ada di pasar. "Tidak ada alasan pelemahan itu berlanjut, karena kondisi makro ekonomi, fundamental kita sangat bagus," paparnya.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Ada peristiwa ledakan terjadi di pusat kota Jakarta dinilai juga turut mempengaruhi pergerakan rupiah. (Gdn/Ahm)


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya