Imbas Brexit, Menkeu Waspadai Guncangan pada 3 Hal Ini

Menkeu Bambang Brodjonegoro terkejut dengan hasil referendum Inggris.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 24 Jun 2016, 14:30 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2016, 14:30 WIB
Imbas Brexit
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah anjlok seketika merespons jajak pendapat Referendum Inggris.

Liputan6.com, Jakarta - Pasar keuangan Indonesia kembali terhantam sentimen negatif terkait hasil sementara pemungutan suara dalam referendum Inggris. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah anjlok seketika merespons jajak pendapat Referendum Inggris yang hasilnya memutuskan Inggris keluar dari UE.

Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, terkejut dengan hasil sementara referendum Inggris yang menunjukkan mayoritas atau 52 persen penduduk Inggris memilih keluar dari Uni Eropa. Kondisi tersebut menimbulkan gejolak di hampir seluruh pasar keuangan dunia, tak terkecuali Indonesia.

“Seperti yang sudah diperkirakan di awal, hasilnya akan sangat ketat. Mungkin agak mengejutkan di saat-saat terakhir ternyata lebih banyak yang memilih exit, sehingga konsekuensinya pasti ada gejolak di pasar keuangan manapun secara global, termasuk kita,” ujar dia di kantornya, Jakarta, Jumat (24/6/2016).

Bahkan Bambang memperkirakan guncangan di pasar keuangan, seperti kurs rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan surat utang Indonesia masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan. Akan tetapi, tekanan ini hanya bersifat sementara sampai muncul keseimbangan baru pasar keuangan dunia paska keputusan referendum Inggris.

“Dalam beberapa hari ke depan, mungkin nilai tukar rupiah, IHSG, dan surat utang negara kita agak mengalami tekanan. Tapi ini gejala sementara, temporer sampai pasar keuangan dunia menemukan keseimbangan baru dengan keluarnya Inggris dari Uni Eropa,” dia menuturkan.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai pelaku pasar bereaksi terlalu berlebihan dengan hasil pemungutan suara di Inggris, sehingga berimbas pada pasar uang di sejumlah negara, termasuk Indonesia.

"Market itu selalu ada histerianya. Ada reaksi berlebihan yang sebenarnya mereka tidak mengerti. Ingat waktu pertama kali suku bunga AS mau dinaikkan, muncul gonjang-ganjing, akhirnya tidak jadi dieksekusi. Tapi kita sudah babak belur. Jadi market itu tidak rasional betul dan ini (dampak Brexit) bagian dari histeria itu," ujar Darmin.

Kalaupun terjadi pelemahan mata hasil dari hasil referendum tersebut, dia yakin ini hanya bersifat sementara.

Adapun dari data kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau Jisdor, kurs rupiah melemah ke level 13.296 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini (24/6/2016). Di hari sebelumnya, nilai tukar rupiah masih berada 13.265 per dolar AS.

Sementara IHSG rontok 110,94 poin atau 2,28 persen ke level 4.763,36 pada sesi perdagangan pertama hari ini. Pada Jumat pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 4.884,79 dan terendah 4.763,36. Investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 34 miliar. Sedangkan pemodal lokal masing-masing melakukan aksi beli dan jual sekitar Rp 1,9 triliun.(Fik/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya