Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) siap memasarkan varian baru Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi bertajuk Pertamax Turbo. Pertamina telah mendapat menyelesaikan perizinan untuk bisa menjual BBM yang berkelas di atas Pertamax Plus tersebut.Â
Vice President Retail Fuel Marketing Pertamina Afandi mengatakan, Pertamina telah mendapat izin niaga dari Badan ‎Penanaman Modal (BKPM) untuk memasarkan Pertamax Turbo yang memiliki kadar RON 98 tersebut. ‎
"Izin niaga ini di dalamnya ada soal jenis atau merek yang akan dipakai," kata Afandi, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Jumat (15/7/2016).
Advertisement
Selain itu, Pertamax Turbo juga telah mendapat izin dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan memenuhi spesifikasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi (Lemigas).
Baca Juga
"Jadi sebelum lolos di BKPMÂ itu dasarnya harus ada izin dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi dulu. Izin keluar ya harus sudah diuji di Lemigas," ungkap dia.
Menurut Afandi, dengan sudah lolosnya semua perizinan tersebut Pertamina siap meluncurkan produk baru tersebut pada pertengahan Agustus. Momen yang bakal digunakan oleh Pertamina adalah ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS)‎ dan Pertamax Turbo di Eropa pada akhir Juni 2016.
"Siap nanti minggu ke- 2 Agustus saat GIIAS di BSD," jelas Afandi.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menambahkan, Pertamax Turbo merupakan varian baru dengan kadar RON 98 yang akan diluncurkan. Untuk tahap awal Pertamina menyiapkan Pertamax Turbo sebanyak 130 kiloliter (KL). "Akhir bulan ya, volumenya‎ sekitar 130 Kilo Liter,"‎ujar Wianda beberapa hari lalu.
Menurut Wianda, peluncuran Pertamax Turbo akan dijadikan acuan Pertamina untuk memperkenalkan ke masyarakat. Dengan disalurkannya Pertamax Turbo tidak akan menggantikan Pertamax Plus dengan kadar RON 95.
"Tidak ada porsi menggantikan. kita perkenalkan dulu produk baru. Animo masyarakat seperti apa, kita arahkan masyarakat ke sana, tapi tidak ada upaya untuk menggantikan RON 95‎," tutur Wianda.