Sri Mulyani: Saya Tak Pernah Lihat Perubahan Seambisius RI

Pernyataan Sri Mulyani ini terkait dengan rilis 13 paket kebijakan ekonomi oleh pemerintah guna menggenjot perekonomian nasional.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 22 Sep 2016, 11:45 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2016, 11:45 WIB
Menkeu Sri Mulyani
Menkeu Sri Mulyani bersalaman dengan anggota Banggar DPR usai menggelar rapat kerja di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (25/8). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan selama bekerja di Bank Dunia, belum pernah melihat negara yang melakukan reformasi kebijakan sebanyak Indonesia.

Pernyataan Sri Mulyani ini terkait dengan rilis 13 paket kebijakan ekonomi oleh pemerintah guna menggenjot perekonomian nasional.

"Saya sebelumnya Direktur Pelaksana Bank Dunia. Saya tak melihat negara lain yang melakukan perubahan yang ambisius," jelas dia dalam Seminar Challengges to Global Economy di Ritz Carlton Jakarta, Kamis (22/9/2016).

Sri Mulyani menerangkan, paket kebijakan diharapkan bisa untuk mendorong lebih banyak arus modal ke Indonesia. Ini mengingat negara ini memiliki keterbatasan finansial.

"Pemerintah merespons untuk menarik lebih banyak modal dan membangun optimisme lebih tinggi telah diterbitkan 13 paket kebijakan," tutur dia.

Indonesia, kata dia, menjadi salah satu negara yang terkena imbas dari perlambatan ekonomi global. Hal tersebut tercermin dari melemahnya permintaan komoditas yang menjadi andalan nasional.

Sri Mulyani mengatakan, negara yang mengandalkan komoditas cenderung mengalami perlambatan ekonomi.

"Bukan  hanya nasional tapi global, kawasan bergantung pada sumber daya alam pertumbuhan ekonomi negatif. Kalimantan, Papua," dia menambahkan.

Sebab itu, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan, pemerintah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk menghadapi perlambatan global tersebut. Di antaranya Program Pengampunan Pajak (tax amnesty).

Dia mengatakan, keberadaan tax amnesty dapat mengundang aliran dana masuk ke Indonesia dan digunakan sebagai pembangunan ekonomi.

"Tax amnesty untuk bisa perbaiki basis pajak, sumber untuk stimulus ekonomi," dia menjelaskan.(Amd/Nrm)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya