Anggota OPEC Tak Kompak Perbaiki Harga Minyak

Penurunan produksi minyak diperkirakan 32,2 juta-33 juta barel per hari.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 29 Sep 2016, 11:00 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2016, 11:00 WIB
Ilustrasi tambang minyak
Ilustrasi tambang minyak

Liputan6.com,Aljazair - Pemerintah Indonesia mengikuti pertemuan organisasi eksportir minyak ‎(Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC). Dalam pertemuan tersebut sedang bahas patokan produksi minyak untuk memperbaiki harga.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, terjadi perseteruan sengit antara dalam pertemuan yang berlangsung dimulai pukul 15.00 hingga 21.00 waktu setempat.

‎Perseteruan tersebut disebabkan, analisa Sekretaris Jenderal OPEC tentang penurunan produksi minyak untuk menjaga harga agar membaik.

Akan tetapi, beberapa negara tetap ingin meningkatkan tingkat produksi minyaknya lantaran beberapa alasan. Sisi lain negara tersebut juga sadar harga harus dijaga dengan menahan laju produksi.

"Menariknya adalah semua mengerti bahwa harga minyak harus dijaga. Tapi semua egonya tinggi ingin naikin produksi," kata Wiratmaja, saat ditemui di Wisma Duta, Aljazair, seperti ditulis Kamis (29/9/2016).

Wiratmaja melanjutkan, dalam analisa Sekjen OPEC, penurunan tingkat produksi minyak dunia berada di kisaran 32,2 juta-33 juta barel per hari. Untuk mematangkan rencana tersebut pertemuan memutuskan pembentukan tim khusus yang berasal dari orang profesional masing-masing negara anggota.

"Keputusan kedua membentuk tim khusus, member country beri anggota profesional," tutur Wiratmaja.

Ia menuturkan, tim khusus tersebut akan melakukan komunikasi dengan negara non OPEC yang memiliki tingkat produksi minyak tinggi agar mengerem laju produksi. Hal ini ‎untuk memperbaiki harga minyak dunia.

"Ini harus diproduksikan dengan non OPEC banyak Rusia, Amerika Serikat dan Brazil, yang jadi pertimbangan khusus Rusia, Amerika Serikat tidak dikhawatirkan sumur tinggal 300. Rusia  banyak kalau kurangi produksi pangsa pasar akan diisi," tutur Wiratmaja. (Pew/Ahm)

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya