Ini Tantangan Sektor Industri di 2017

Tantangan terbesar sektor perindustrian di 2017 adalah menuntaskan pembangunan 36 kawasan Industri

oleh Septian Deny diperbarui 12 Feb 2017, 14:24 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2017, 14:24 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Ekonomi Indef, Berly Martawardaya menilai Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto perlu untuk terus membuktikan kinerjanya dalam membangun sektor industri Indonesia ke depan. Meski demikian, Airlangga yang baru menjabat kurang lebih 6 bulan dinilai telah menetapkan program prioritasnya dengan tepat.

Berly menjelaskan, tantangan terbesar sektor perindustrian di 2017 adalah menuntaskan pembangunan 36 kawasan Industri yang menyediakan wilayah dengan infrastruktur lengkap dan perizinan dipercepat. Sebagian besar kawasan tersebut sudah selesai tahap Detailed Engineering Design (DED) di 2016.

Salah satu program lain yang tengah digalakkan Kemenperin adalah sekolah vokasi dimana industri membutuhkan pembangunan sumber daya manusia bekerjasama dengan Kemendiknas.

"Hal ini  sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber daya Manusia Indonesia,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (12/2/2017).

Selain itu, yang juga menjadi tantangan tersendiri dalam sektor ini yaitu mengajak pengusaha ikut menyusun kurikulum sekolah vokasi yang sesuai dengan kebutuhan industri serta membuka magang.  Menurut Berly, jika hal ini terwujud maka akan tingkatkan produktivitas dan  daya saing Industri.

Dia pun mengapresiasi Kemenperin yang saat ini juga fokus membangun Industri Kecil Menengah (IKM) di mana pengusaha lokal dibina dan diberikan bantuan alat produksi.

“Di sektor IKM kita patut apresiasi Kemenperin di mana tahun 2016 telah membina sentra IKM sebanyak 7.437 dan memberikan 1.852 alat bantuan kepada sentra IKM. Tentu saja perlu dievaluasi apakah bantuan tersebut tepat sasaran,” tandas dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya