Menteri ESDM: Subsidi Elpiji 3 Kg Membengkak Bila Tak Diatur

Saat ini elpiji 3 kg masih bebas digunakan semua golongan masyarakat meski ini merupakan barang bersubsidi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 13 Apr 2017, 14:16 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2017, 14:16 WIB
Cegah Subsidi Salah Sasaran, Pertamina Labeli Tabung Gas Elpiji 3Kg
Sejumlah elpiji tiga kg bertuliskan "Hanya untuk Masyarakat Miskin" di Karet Kuningan, Jakarta, Selasa (26/5/2015). PT Pertamina sudah melabeli tabung bertuliskan "Hanya untuk Masyarakat Miskin". (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan ‎menyatakan jika penyaluran elpiji bersubsidi 3 Kilo gram (Kg) tidak dikendalikan bisa berakibat membengkaknya anggaran subsidi menjadi Rp 30 triiun pada tahun ini.

Jonan mengatakan, saat ini elpiji 3 kg masih bebas digunakan semua golongan masyarakat meski ini merupakan barang bersubsidi. Kondisi ini berakibat pada pembengkakan anggaran subsidi elpiji tahun ini, dari yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2017 sekitar Rp 20 triiun, menjadi Rp 30 triliun dan tahun depan menjadi Rp 40 triliun.

"Alokasi anggaran tahun ini elpiji Rp 20 triliun, kami khawatir kalau ini dilepas seperti begini, itu prediksi kami di akhir tahun ini saja bisa bengkak jadi Rp 30 triliun. Kalau dibiarkan tahun depan jadi Rp 40 triiun," kata Jonan, saat menandatangani nota kesepahaman perluasan kerjasama dengan Bank Indonesia, di Kantor Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (13/4/2017).

Jonan mengaku telah berkoordinasi dengan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani untuk mengendalikan penggunaan elpiji bersubs‎idi agar perkiraan membengkaknya anggaran subsidi elpiji tidak terjadi.

Namun, untuk mengendalikan konsumsi elpiji 3 kg secara fisik melalui seleksi masyarakat yang berhak juga bukan hal mudah‎.

"Kemarin saya diskusi dengan Menteri Keuangan, kita ada kekhawatiran karena elpiji nggak ada bentuknya ya. Gas elpiji ya begitu saja bentuknya. Kalau ini dikendalikan secara fisik di lapangan bahwa yang boleh beli hanya masyarakat dengan golongan tertentu, ini tentunya sulit sekali," papar  Jonan.

Dia mengaku, instansinya telah menemukan solusi untuk mengendalikan konsumsi elpiji  yang dibungkus dengan tabung berkelir hijau tersebut. Yaitu dengan menerapkan sistem penyaluran subsidi secara tertutup, melalui kartu yang diisi dengan uang elektronik sebagai subsidi. Sistem ini telah berhasil diuji coba di Tarakan Kalimantan Utara.

"Karena ini negara kepulauan, sudah dicoba distribusi tertutup di Tarakan, Tarakan berhasil.  Jadi kami mengusulkan yaudah dimasukkan di kartu saja, disamping mendukung upaya cashless dari BI," tutup Jonan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya