Demi Buat Adegan Berbahaya, Produksi Film Ini Habiskan Rp 6,8 T

Dari 7 seri terakhir, ada sekitar 169 mobil yang rusak dan 142 mobil di antaranya dibuang.

oleh Vina A Muliana diperbarui 18 Apr 2017, 21:00 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2017, 21:00 WIB
The Fate of The Furious (Fast and Furious 8)
Cuplikan The Fate of The Furious (Fast and Furious 8)

Liputan6.com, Jakarta - Nama film Fast and Furious sudah tidak asing di telinga para penikmat film.

Akan tetapi tahukah Anda, film action yang telah dibuat sebanyak 8 seri ini ternyata tidak memakan biaya murah dalam pembuatannya, termasuk saat mengambil gambar adegan balapan berbahaya dengan mobil canggih.

Dilansir dari Business Insider, Selasa (18/4/2017), sebuah perusahaan asuransi bekerja sama dengan konsultan mobil Nacho Llacer mencari tahu berapa biaya yang dibutuhkan untuk membuat adegan berbahaya tersebut dalam sebuah survei.

Ternyata, setelah delapan seri film total dana yang dibutuhkan untuk hal tersebut adalah US$ 514 juta atau sekitar Rp 6,8 triliun (asumsi kurs Rp 13.299 per dolar Amerika Serikat).

Dari 7 seri terakhir film fast and furious, ada sekitar 169 mobil yang rusak dan 142 mobil di antaranya dibuang. Sementara mobil berspesifikasi khusus yang rusak mencapai 37 buah. Film ini juga merusak 53 unit gedung.

Fast and Furious 8 alias The Fate of the Furious. (moviepilot.com)

Selain memperlihatkan berapa biaya yang dibutuhkan untuk menciptakan adegan berbahaya, survei tersebut juga mengungkap seri fast and furious mana yang paling banyak merusak mobil dalam pembuatannya.

Studi yang dibuat oleh Insure the Gap mengungkap dalam film Fast 5 kerusakan mobil paling banyak terjadi.

Sementara itu ada dua seri fast and furious yang dinilai menghabiskan biaya pembuatan terbesar, yaitu Tokyo Drift dan Furious 7. Seri Furious 7 menjadi film yang paling mahal dan memakan biaya pembuatan US$ 285 juta atau sekitar Rp 3,7 triliun.

 

 

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya