Bank Dunia Ramal Ekonomi RI Tumbuh 5,3 Persen di 2018

Bank Dunia (World Bank) tidak mengubah prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 yang sebesar 5,2 persen.

oleh Septian Deny diperbarui 15 Jun 2017, 14:50 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2017, 14:50 WIB
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi dunia
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi dunia (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta Bank Dunia (World Bank) tidak mengubah prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 yang sebesar 5,2 persen. Sementara di tahun depan, ekonomi Indonesia diperkirakan lebih baik dengan tumbuh 5,3 persen.

Country Director Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang akan mencapai angka 5,2 persen di 2017 terlihat dari membaiknya belanja pemerintah sejak awal tahun ini. Hal tersebut diharapkan menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi.

"Implementasi anggaran lebih baik, karena kerja yang baik dari Menteri Keuangan. Belanja sangat cepat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi," ujar dia di Energy Building, Jakarta, Kamis (15/6/2017).

Selain itu, lanjut dia, pertumbuhan ekonomi ini juga akan didukung oleh kondisi perekonomian global yang dinilai lebih kondusif pada tahun ini. Hal ini akan terlihat dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, pulihnya perdagangan internasional, kondisi keuangan yang relatif akomodatif, dan pemulihan harga komoditas yang moderat.

"Perkiraan perekonomian positif dengan perekonomian global yang mendukung dan kondisi fundamental dalam negeri yang kuat," kata dia.

Sementara itu, di tahun depan Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh sedikit lebih baik, yaitu sebesar 5,3 persen. Hal ini dinilai sejalan dengan asumsi makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 pemerintah dan DPR sepakat mematok pada kisaran angka 5,2 persen hingga 5,6 persen.

"Kami masih di 5,2 persen tahun ini, dan 5,3 persen tahun depan. (Pertumbuhan 5,2 persen-5,6 persen di 2018)‎ Rentang ini menurut kami sangat bisa dijangkau. Kami kan di tengah rentang itu. Kami melihat belanja yang lebih baik, dan ekspor yang didukung harga komoditas yang rebound," tandas dia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya