Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) tercatat memiliki utang lebih dari Rp 200 triliun. Meski berutang besar, manajemen perusahaan memastikan masih bisa mengendalikan arus kasnya.
Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto mengatakan, utang PLN tersebut merupakan akumulasi dari kepemilikan utang sebelumnya. "Rp 200-an triliun lebih, itu kan utang lama sekali," kata Sarwono, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (7/5/2017).
Baca Juga
Meski PLN memiliki utang banyak, tetapi perusahaan memastikan masih bisa mengendalikan sehingga tidak mengganggu arus kas keuangan perusahaan.
"Kita selalu spread supaya tidak ada masalah di likuiditas. Alhamdulillah selalu ini dengan doa kalian semua terkendali dengan baik," jelas dia.
Sarwono menyatakan, PLN tidak memiliki utang yang jatuh tempo dalam waktu dekat. Pasalnya, pembayaran utang selalu disiapkan sesuai jadwal, sehingga utang bisa terselesaikan dengan baik.
"Kita sudah lewatin bayar selesai. Utang yang rutin aja, yang jatuh tempo itu enggak bener itu. Itu sudah selesai. Nah kan kita waktu menerbitkan obligasi, kita sudah menyelesaikan kewajiban kewajiban kita," tutup dia.
Advertisement
Adapun PLN mencatat penurunan laba bersih sebesar Rp 5,1 triliun pada 2016 menjadi Rp 10,5 triliun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp 15,6 triliun. Salah satu penyebab penurunan laba seiring langkah perseroan mengikuti program tax amnesty.
Direktur Perencanaan PLN Nicke Widyawati mengatakan, PLN terus memperbaiki kinerja perusahaan, sehingga dapat mencetak laba bersih Rp 10,5 triliun pada 2016.
Namun, dia mengakui jika perolehan laba tersebut menurun dibanding tahun sebelumnya. "Laba lebih rendah dibanding laba tahun 2015 (tanpa penerapan ISAK 8) sebesar Rp 15,6 triliun," kata Nicke, Rabu 5 April 2017.
Pendapatan perseroan pada tahun lalu tercatat sebesar Rp 282,3 triliun meningkat dibanding 2015 sebesar Rp 273,9 triliun.
Tonton video menarik berikut ini: