Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) hari ini melakukan penandatanganan dengan sejumlah BUMN di sektor industri alat berat dan perkapalan di Kementerian BUMN. Ini merupakan kesepakatan dalam hal pembuatan dan perawatan kapal yang dioperasikan Pertamina.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, selama ini ada beberapa kapal yang dioperasikan Pertamina, tetapi dibeli dari luar negeri. Padahal, dengan besaran kapal tertentu, BUMN di industri perkapalan mampu membuat kapal tersebut.
Baca Juga
"Saya dorong terus agar kita bisa kerja sama di bidang perkapalan. Saya tahu, Pertamina banyak order kapal, tapi kok tidak pernah order ke Dok-dok kita atau ke Barata," kata Rini di Kementerian BUMN, Jumat (29/9/2017).
Advertisement
Dalam hal ini, Pertamina menjalin kerja sama dengan PT PA (Persero), PT Dok Koja Bahari (Persero), PT Djakarta Lloyd (Peresro), PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero), PT Industri Kapal Indonesia (Persero) dan PT Barata Indonesia (Persero).
Rini mengingatkan Pertamina bahwa BUMN perkapalan saat ini sudah banyak berubah, terutama dalam hal manajemen perusahaan serta kemampuan perusahaan dalam membuat berbagai kapal. Oleh sebab itu, tidak ada alasan bagi Pertamina untuk kali ini menggandeng BUMN perkapalan itu.
Tidak hanya berpesan kepada Pertamina, Rini juga mengingatkan kepada BUMN perkapalan dan alat berat untuk terus memperbaiki diri dan meningkatkan kualitasnya.
"Saya terus menekankan kepada BUMN perkapalan bahwa kalau tidak bisa, ya kerja sama. Kita sebagai perusahaan bukan untuk buat satu, tapi 100. kita bisa kok bikin sendiri, tetapi ada kalanya kita harus kerja sama," katanya.
Salah satu bentuk kerja sama dengan PT PAL, di antaranya adalah dalam hal perawatan kapal-kapal yang dimiliki Pertamina dan pengoperasian dok perkapalan yang dimiliki Pertamina di Sorong, Papua Barat.
Pertamina sendiri pada 2018 telah menganggarkan US$ 200 juta untuk pembuatan kapal-kapal baru. Hal ini untuk menunjang operasional perusahaan lebih efektif dan efisien. (Yas)