Cara Pertamina EP Jaga Keanekaragaman Hayati

Pada 2017, Pertamina EP bersama Kelompok Sadar Wisata Pusung Kapal dan Yayasan Satucita melepasliarkan sebanyak 1.204 anak tuntong.

oleh Fitriana Monica Sari diperbarui 25 Okt 2017, 19:21 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2017, 19:21 WIB
Pelestarian Tuntong Laut, Bentuk Kepedulian Pertamina pada Alam
Field Manager PT Pertamina EP Asset 1 Rantau Field, Richard Muthalib

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina EP, kontraktor kontrak kerja sama di bawah koordinasi dan supervisi SKK Migas melalui unit usaha, Pertamina EP Asset I Field Rantau, terus berupaya ikut menjaga pelestarian dan perlindungan keanekaragaman hayati.

Salah satu buktinya, anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut mendirikan Rumah Informasi Tuntong Laut (Batagur borneoensis). Perusahaan memberikan dana bantuan Pembangunan Rumah Informasi Tuntong Laut berukuran 143,6 m2 di Pusung Kapal, Kecamatan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).

“Rumah Informasi Tuntong ditujukan sebagai sarana untuk memperoleh informasi tentang segala hal yang berkaitan dengan konservasi tuntong, dan juga sebagai wadah untuk meneliti lebih jauh tentang spesies yang hampir punah ini,” ujar Presiden Direktur PT Pertamina EP Nanang Abdul Manaf dalam keterangannya, Rabu (25/10/2017).

Rumah informasi antara lain berisi poster, video edukasi dan penjelasan wawasan terkait pelestarian tuntong laut oleh Kelompok Sadar Wisata Pusung Kapal dan Yayasan Satucita Lestari Indonesia, yang sejak 2013 bekerja sama dengan Pertamina EP Field Rantau.

Pada 2017, Pertamina EP bersama Kelompok Sadar Wisata Pusung Kapal dan Yayasan Satucita melepasliarkan sebanyak 1.204 anak tuntong.

Menurut Nanang, populasi spesies tuntong saat ini menurun dan hampir punah akibat kerusakan ekosistem mangrove yang menjadi habitatnya. Dengan demikian, perlu upaya pencegahan, penanggulangan, dan pembatasan kerusakan yang disebabkan oleh manusia, alam, spesies invasif, hama dan penyakit.

“Upaya pelestarian spesies tuntong laut yang memiliki status sangat terancam punah (critically endangered) dalam daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature) beserta ekosistemnya merupakan tanggung jawab dan kewajiban bersama pemerintah, swasta, dan masyarakat,” dia menjelaskan.

Untuk melestarikan spesies Tuntong Laut, menurut Nanang, perlu dilakukan upaya pelestarian secara komprehensif, baik in-situ maupun ex-situ. Langkah yang bisa dilakukan antara lain pemantauan/monitoring dan peningkatan populasi, pengembangan dan peningkatan dan kapasitas sumber daya manusia.

Upaya lainnya adalah perbaikan habitat, pemberdayaan masyarakat di sekitar habitat, pembangunan, perbaikan, dan pengembangan fasilitas pendukung yang bersifat sementara atau permanen. “Ini menjadi komitmen kami Pertamina EP yang sudah kami rencanakan dalam program kerja aspek pelestarian dan perlindungan keanekaragaman hayati,” dia menjelaskan.

 

Sapto Aji Prabowo, Kepala BKSDA Aceh, memuji kerjasama yang sangat baik Pertamina EP dan pemerintah daerah serta LSM dalam perlindungan dan pelestarian tuntong laut di Seruway, Aceh Tamiang.

Dia berharap kerja sama tersebut terus berlanjut demi pengembangan system konservasi dan pemberdayaan, apalagi ke depan kawasan Seruway bisa menjadi ekowisata, baik tuntong laut dan mangrove.

“Ini adalah konservasi era baru dimana fokus tidak hanya pada perlindungan spesies, tapi menjadikan masyarakat sebagai subjek dan melibatkan kolaborasi semua unsur masyarakat. Ke depan jadi solusi untuk menambah pendapatan masyarkat sekaligus untuk melakukan perlindungan,” ujar Sapto.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya