BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV di Bawah 5,1 Persen

Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV masih banyak dipengaruhi konsumsi rumah tangga.

oleh Septian Deny diperbarui 23 Des 2017, 16:30 WIB
Diterbitkan 23 Des 2017, 16:30 WIB
BI memperkirakan Pertumbuhan ekonomi Jakarta turun tipis ke 5,85%
Sebuah gedung yang masih dalam tahap penyelesaian di Jakarta, Senin (27/2). Berdasarkan perkiraan Bank Indonesia (BI) angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta pada tahun 2016 tercatat tumbuh 5,85% secara tahunan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Karangasem - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV tidak akan lebih dari 5,1 persen. Meski demikian, di kuartal ini ekonomi akan tumbuh lebih baik dibanding tiga kuartal sebelumnya.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, pertumbuhan ekonomi di kuartal IV diperkirakan berada sedikit di bawah 5,1 persen. Angka ini masih jauh lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama dalam dua tahun terakhir.‎

"Kalau kita lihat kuartal I, kuartal II dan kuartal III, itu mungkin 5,1 persen, tidak bulat 5,1 persen, tetapi sedikit di bawah 5,1. Tetapi ini kalau dibandingkan 2 tahun dan setahun lalu sudah menunjukkan ada perbaikan walaupun agak pelan," ujar dia di Karangasem, Bali, Sabtu (23/12/2017).

Menurut Agus, pertumbuhan ekonomi di kuartal IV ini masih banyak dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga. Terlebih pada akhir tahun merupakan musim liburan dan ritel banyak memberikan harga diskon.

"Yang jadi driver-nya adalah ekspor, investasi, tetapi peran dari konsumsi tetap besar karena 56 persen sumbangsih dari konsumsi untuk pertumbuhan ekonomi kita," kata dia.

Sementara secara tahunan, Agus memperkirakan pertumbuhan ekonomi di 2017 tidak akan jauh dari angka 5,1 persen. Sementara di tahun depan BI memproyeksikan ekonomi bisa tumbuh di kisaran 5,1 persen-5,5 persen.

‎"Menurut Bank Indonesia, kita lihat bahwa pertumbuhan ekonomi setahun akan ada di kisaran 5,1 persen, dan tentu kalau dibandingkan dengan kuartal III, (kuartal IV) kita harapkan akan lebih baik. Tapi yang saya respons adalah setahunnya ada di 5,1 persen," ujar dia.‎

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Sri Mulyani Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,05 Persen pada 2017

BI Resmi Luncurkan Gerbang Pembayaran Nasional
Menkeu Sri Mulyani memberi sambutan dalam acara launching Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) di Gedung BI, Jakarta, Senin (4/12). Bank Indonesia (BI) meresmikan GPN sebagai sistem pembayaran yang terintegrasi di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini sekitar 5,05 persen. Perkiraan tersebut lebih rendah dari target pemerintah 5,2 persen di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017.

"Pertumbuhan ekonomi di 2017 akan mencapai sekitar 5,05 persen atau mendekati 5,1 persen. Realisasinya sampai 15 Desember ini, ekonomi Indonesia bertumbuh 5,03 persen," kata dia di kantornya, Jakarta, Rabu 20 Desember 2017.

Dengan proyeksi 5,05 persen untuk tahun ini, Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2017 sekitar 5,15 persen atau 5,17 persen. Angka tersebut lebih tinggi dibanding kuartal I dan II yang masing-masing 5,01 persen, serta kuartal III sebesar 5,06 persen.

"Untuk kuartal IV dan tahun ini akan ditopang oleh investasi dan ekspor masih cukup tinggi. Termasuk konsumsi masyarakat tumbuh 5 persen dan belanja pemerintah akan terkonsentrasi di kuartal IV dengan pertumbuhan sekitar 3 persen, investasi 6-7 persen, dan ekspor terjaga momentumnya," tandasnya.

Sri Mulyani menambahkan, DPR Amerika Serikat telah mengesahkan Undang-undang (UU) Perpajakan yang diajukan pemerintah. Kondisi ini akan berdampak pada ekonomi di AS dan negara lain.

"UU Perpajakan di AS sudah disetujui dan ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi AS akan lebih kuat. Ini akan memberikan dampak positif dalam perekonomian secara keseluruhan. Kita harapkan momentum harga komoditas dan ekspor terjaga," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya