19 Desa di Riau Kini Bisa Menikmati Listrik

Hingga awal 2018 PLN, telah melistriki 1.625 desa dari 1.835 desa di Provinsi Riau

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 30 Jan 2018, 09:52 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2018, 09:52 WIB
Petugas PLN memasang listrik di rumah warga di Desa Parauto, Nabire, Papua. (Vina A. Muliana/Liputan6.com)
Petugas PLN memasang listrik di rumah warga di Desa Parauto, Nabire, Papua Barat. (Vina A. Muliana/Liputan6.com)Petugas PLN memasang listrik di rumah warga di Desa Parauto, Nabire, Papua. (Vina A. Muliana/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) memasok listrik ke 19 desa yang tersebar di enam kabupaten Provinsi Riau. Rinciannya, sebanyak 13 desa berada di Kabupaten Indragiri, sisanya dua desa di Rokan Hulu, dan masing-masing satu desa di Kampar, Siak, Bengkalis, dan Kepulauan Meranti.

‎General Manager PLN Wilayah Riau Dan Kepulauan Riau (WRKR) M Irwansyah Putra mengatakan, dengan tambahan 19 desa itu, hingga awal 2018 PLN telah melistriki 1.625 desa dari 1.835 desa di Provinsi Riau. Ini membuat rasio desa berlistrik menjadi 88,5 persen.

“Masih ada 210 desa lagi yang belum menikmati aliran listrik PLN. 120 desanya ada di Kabupaten Indragiri Hilir,” kata Irwansyah, di Jakarta, Selasa (30/1/2018).

Irwansyah menjelaskan, untuk kota Pekanbaru 100 persen desa di wilayan ini telah teralirkan listrik. Sementara Dumai dan kabupaten Kuantan Sengingi masing-masing satu desa yang belum berlistrik, Indragiri Hulu dan Bengkalis masing-masing lima desa, Rokan Hulu delapan desa, Rokan Hilir sembilan desa, Palalawan 10 desa, Siak 11 desa, Kampar 18 desa, dan Kepulauan Meranti masih ada 22 desa yang belum.

Irwansyah mengungkapkan, banyak tantangan yang dihadapi PLN dalam upaya melistriki desa-desa di Riau, seperti yang terjadi di Indragiri Hilir dan Kepulauan Meranti. Sarana jalan menuju desa untuk mengangkut peralatan listrik seperti tiang, trafo distribusi, kawat penghantar 20 kV sangatlah minim.

“Hampir semua sisa desa yang belum berlistrik untuk pengiriman peralatan listrik melalui bantaran sungai dan anak sungai Indragiri,” tambah Irwansyah.

 

Kendala Lain

Dia menambahkan, Kendala lain terkait ijin penebangan pohon yang akan dilewati jalur listrik cukup berbelit. Bahkan PLN kesulitan untuk mendapatkan ijin, disamping permasalahan yang lain seperti perlu adanya penambahan mesin pembangkit karena desanya terpisah-pisah, serta belum ada satupun Gardu Induk 150 kV di kabupaten Indragiri Hilir.

“Kami membutuhkan waktu hingga 45 hari untuk memindahkan 1.500 tiang dari perairan sungan Indragiri Hilir ke lokasi 13 desa di 7 kecamatan. Tiang-tiang itu untuk menopang 90 kilometer sirkit jaringan yang kami bangun,” ujar Irwansyah.

Untuk material seperti trafo, travers, isolator, kawat, kabel tegangan rendah yang diangkut dari gudang PLN Renggat dengan truk menuju pelabuhan Rumbai Jaya untuk diangkut dengan pompong melalui jalur sungai Indragiri Hilir.

“Secara estafet dari pompong (perahu kayu kecil) ke perahu kapasitas sekitar 6 ton untuk diteruskan ke 13 desa yang akan dilistriki dengan membutuhkan waktu sekitar 20 hari untuk sampai tujuan,” tandas Irwansyah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya