Sri Mulyani: Teknologi Hadirkan Peluang Sekaligus Tantangan

Pengaruh teknologi terhadap perekonomian Indonesia juga akan didorong oleh pertumbuhan generasi milenial yang akrab dengan teknologi.

oleh Septian Deny diperbarui 07 Feb 2018, 16:32 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2018, 16:32 WIB
Menkeu Jelaskan Ekonomi Indonesia di Ajang Mandiri Investment Forum 2018
Menkeu Sri Mulyani Indrawati memaparkan data dalam acara Mandiri Investment Forum (MIF) di Jakarta, Rabu (7/2). Acara ini dihadiri oleh lebih dari 600 investor, termasuk 50 investor yang tercatat mengelola portofolio asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan perkembangan teknologi menghadirkan peluang sekaligus tantangan bagi ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Oleh sebab itu, perkembangan teknologi ini juga harus dihadapi dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM).

Sri Mulyani mengatakan, saat ini, kehadiran teknologi telah mengubah pola kehidupan manusia, termasuk dalam bidang industri, perdagangan, dan jasa keuangan.

"Secara radikal teknologi akan mengubah hidup kita. Apakah kita siap atau tidak, dan kita harus bisa menerimanya. Kita lihat seperti adanya blockchain, cryptocurrency, dan tenaga kerja. Teknologi punya peluang dan tantangannya," ujar dia di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (7/2/2018).

Pengaruh perkembangan teknologi terhadap perekonomian Indonesia juga akan didorong oleh pertumbuhan generasi milenial yang akrab dengan teknologi. Hal ini tentunya juga menjadi tantangan bagi para pelaku usaha di dalam negeri.

"Separuh populasi pekerja kita adalah milenial dan ada pergeseran mereka lakukan perdagangan barang dan jasa. Ada Go-jek yang tidak miliki kendaraan, Airbnb yang tidak punya properti. Smartphone berkembang. Ini hanya contoh munculnya perusahaan inovasi dan teknologi juga terus berkembang," jelas dia.

Untuk menyiapkan SDM yang siap menghadapi tantangan ini, kata Sri Mulyani, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 444,1 triliun. Dengan demikian akan tercipta SDM yang siap akan perkembangan teknologi pada masa depan.

"Apa yang harus Indonesia lakukan? Kita hidup di ekonomi yang didorong pengetahuan dan butuh talenta tinggi untuk bisa melihat masa depan agar bisa capai pertumbuhan tinggi dan hindari middle income trap. Investasi modal sumber daya manusia sangat penting dan harus terus diperbaiki," jelas Sri Mulyani.

"Anggaran pendidikan Rp 444,1 triliun. Ini untuk mastikan anak Indonesia punya kesempatan sama, akses pendidikan, dan bisa meraih pekerjaan yang baik di masa depan," tandas dia.

Ekonomi Digital

Presiden Jokowi Buka Raker Kemendag 2018 di Istana Negara
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Perekoniman, Darmin Nastion dan Mendag Enggartiasto Lukita memukul gong membuka secara resmi rapat kerja Kementerian Perdagangan (Kemendag) 2018 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (31/1). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menilai Indonesia perlu melakukan terobosan dan menyusun strategi dalam menghadapi persaingan di pasar dunia. Salah satunya dalam sektor digital.

Dia mengungkapkan, nilai ekonomi digital pada 2015 mencapai US$ 3,5 triliun atau 4 persen dari produk domestik bruto (PDB) dunia. Nilai ini diprediksi meningkat sebesar 11 persen per tahun dalam lima tahun ke depan.

Sebab itu, dia berharap sistem perdagangan berbasis digital ke depan harus terus diupayakan demi meraih nilai ekonomi tersebut.

"Ekonomi digital telah membuka peluang baru dalam bidang perdagangan, serta menjembatani kepentingan produsen, konsumen, dan pasar tanpa dibatasi ruang dan waktu. Untuk itu, kebijakan terpadu sangat dibutuhkan agar pengembangan ekonomi digital dapat menjadi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi nasional," kata dia akhir Januari kemarin. 

Upaya meningkatkan kinerja perdagangan nasional, Enggar mengaku, telah menyelaraskan tiga mandat Presiden Joko Widodo di bidang perdagangan dengan teknologi informasi dan komunikasi.

Ketiga mandat itu adalah menjaga ketersediaan dan stabilitas harga bahan pokok dan barang penting. Selain itu, mengutamakan penyerapan produk dalam negeri, meningkatkan ekspor, dan menjaga neraca perdagangan, serta juga membangun dan merevitalisasi pasar rakyat.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya