Bill Gates Prediksi Bakal Ada Krisis, Ini Reaksi 2 Menteri Jokowi

Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution menuturkan, fundamental ekonomi Indonesia sangat sehat.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 02 Mar 2018, 20:44 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2018, 20:44 WIB
Seminar KEIN
Menko Perekonomian Darmin Nasution saat memberikan paparan dalam pembukaan seminar Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) di Jakarta, Rabu (17/1). Seminar tersebut bertemakan "Mengelolah potensi Ekonomi 2018". (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah tak mau ambil pusing dengan ramalan sejumlah ekonom, bahkan miliarder Bill Gates sekalipun tentang potensi krisis keuangan global dalam waktu dekat. Gates memprediksi Amerika Serikat (AS) akan mengalami krisis serupa seperti pada 2008.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution meminta masyarakat tidak terlalu khawatir dengan prediksi krisis keuangan maupun perang dunia yang muncul dari berbagai kalangan.

"Terlalu banyak orang yang bilang krisis, perang dunia. Jadi sudahlah jangan terlalu risau dengan itu," tegas dia di kantornya, Jakarta, Jumat (2/3/2018).

Darmin mengungkapkan, fundamental ekonomi Indonesia sangat sehat. Seluruh negara di dunia harus memperkuat kerja sama untuk menangkis gejala-gejala krisis.

"Kita baik-baik saja kan. Kalau sesuatu gejolak dari luar, ya kita memang harus memperkuat kerja sama segala unsur bangsa. Jangan terlalu terpengaruh entah itu Bill Gates atau siapa. Prediksi itu (krisis) dari dari dulu selalu ada," ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Selanjutnya

Menteri Koordinator Bidang Maritim Luhut Binsar Panjaitan. (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)
Menteri Koordinator Bidang Maritim Luhut Binsar Panjaitan. (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)

Di temui di tempat yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan pemerintah sangat hati-hati dalam mengelola perekonomian nasional.

"Apapun tidak usah dia ingatkan, kita sih allert terus. Ekonomi itu hanya bisa diramal 6 bulan saja. Kita harus hati-hati, jangan sampai kita kecolongan. Masalah ekspor, perubahan industri, kita kurang industri karena selama ini hanya berbasis komoditas saja," tegas Luhut.

Selain itu, mempersiapkan sumber daya manusia yang andal dan berkompeten. Salah satunya, kata Luhut, dengan melakukan revolusi mental seiring dengan era revolusi industri 4.0.

"Nanti sumber daya manusia Indonesia dibekali pelatihan, penataran beberapa bulan untuk menyamakan pikiran atau maindset tentang revolusi 4.0," pungkas Luhut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya