Trump Teken Tarif Impor Baja dan Aluminium

Presiden AS Donald Trump menandatangani kebijakan pengenaan tarif impor baja dan aluminium. AS mengecualikan Kanada dan Meksiko dari kebijakan itu.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Mar 2018, 12:40 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2018, 12:40 WIB
Beri Penghormatan Korban Penembakan Massal, Donald Trump Sambangi Florida
Presiden AS Donald Trump (tengah) didampingi istrinya Melania Trump (kanan) dan dokter Igor Nichiporenko (kiri) saat mengunjungi rumah sakit Broward Health North Pompano Beach, Florida (16/2). (AFP Photo/Jim Watson)

Liputan6.com, Washington - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump merealisasikan janji kampanyenya. Salah satunya dengan menandatangani tarif impor baja dan aluminium.

Akan tetapi, Trump membeaskan Kanada dan Meksiko dari tarif tersebut. Tarif impor dikenakan sebesar 25 persen untuk baja dan 10 persen untuk aluminium.

AS kemungkinan juga mengecualikan sekutu lain. Rencananya tarif tersebut mulai berlaku dalam 15 hari. Pengenaan tarif tersebut dinilai merupakan masalah penting untuk keamanan nasional dan domestik.

"Industri baja dan aluminium yang kuat sangat penting bagi keamanan nasional kita. Anda tidak memiliki baja, Anda tidak punya negara," ujar Trump, seperti dikutip dari laman CNBC, Jumat (9/3/2018).

Trump menandatangani kebijakan tersebut di Ruang Roosevelt Gedung Putih pada 8 Maret 2018 waktu setempat di Washington DC. Ia dikeliling oleh pekerja baja dan aluminium.

Selain pengecualian untuk kedua mitra NAFTA, Gedung Putih juga akan memberikan kesempatan kepada negara-negara lain untuk membenarkan mengapa mereka tidak boleh disertakan.

"Jika tujuan yang sama dapat dicapai dengan cara lain, Amerika Serikat akan tetap terbuka untuk memodifikasi dan menghapus tarif masing-masing negara selama kita dapat menyetujui cara untuk memastikan produk mereka tidak lagi mengancam keamanan kita," ujar Trump."Kami akan menunjukkan fleksibilitas yang besar," tambah Trump.

Trump menambahkan, kalau sangat penting bagi AS untuk mengambil tindakan tergadap negara lain yang mencampakkan baja ke pasar global sehingga mengorbankan sektor tenaga kerja di AS dan status ekonomi.

"Sekarang kita akhirnya mengambil tindakan untuk memperbaiki masalah lama ini," ujar dia.

Adapun Donald  Trump menggunakan kewenangan berdasarkan Bagian 232 Undang-Undang (UU) AS yang memberikan presiden kemampuan untuk mengeluarkan tarif berdasarkan masalah keamanan nasional.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Selanjutnya

20161215-Baja-AY1
Ilustrasi baja (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Mengutip laman Reuters, Kanada merupakan pemasok baja dan aluminium terbesar ke AS menyambut baik kabar pihaknya tidak akan segera dikenai tarif. Namun berjanji tetap menekan Washington hingga ancaman tarif hilang.

Sementara itu, Menteri Perekonomian Meksiko Lidefonso Guajardo menuturkan, peruntungan NAFTA "independen" terhadap tindakan pengenaan tarif impor oleh Trump dan tidak boleh terkena tekanan dari luar.

Di Beijing, Kementerian Perdagangan China mengatakan kalau pihaknya dengan tegas menentang tarif. Sedangkan Komisioner Perdagangan Uni Eropa (UE) Cecilia Maimstrom menuturkan, UE merupakan sekutu dekat AS. Pihaknya berpandangan harus dikeluarkan dari kebijakan tarif tersebut.

"Saya akan mencari kejelasan lebih lanjut tentang masalah ini di masa yang akan datang," ujar dia.

Di sisi lain pelaku industri baja dan aluminium AS mengkritik tarif tersebut karena merusak dengan biaya lebih tinggi."AS akan menjadi pulau dengan harga baja tinggi yang akan mengakibatkan pelanggan kami hanya mencari produk dari pesaing luar negeri kami dan impornya ke dalam tarif bebas AS," tulis the Precision Metalforming and National Tooling and Machining Assoaciations.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya