Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) memastikan bahwa tidak ada kenaikan harga Pertalite sebesar Rp 350 per liter. Informasi yang beredar di media sosial bahwa perseroan menaikkan harga Pertalite adalah tidak benar alias hoaks.
"Informasi yang beredar soal kenaikan harga Pertalite itu hoaks. Untuk up date harga bisa dicek di situs resmi Pertamina.com," kata Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (22/5/2018).
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya beredar kabar bahwa Pertamina menaikkan harga Pertalite sebesar Rp 350 per liter menjadi Rp 8.150 per liter. Menurut Adiatma, saat ini harga Pertalite masih di angka Rp 7.800 per liter.
Kenaikan harga Pertalite telah dilakukan Pertamina pada Maret lalu. Saat itu, Pertalite naik Rp 200 per liter. Penyesuaian harga BBM jenis Pertalite merupakan dampak dari harga minyak mentah dunia yang terus naik. Pada saat yang sama, nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Menurut Adiatma, pada kenaikan harga Pertalite pada Maret tersebut, Pertamina sudah berupaya untuk bertahan dengan harga saat ini agar tidak membebani masyarakat. Namun, harga bahan baku yang meningkat tajam, mengharuskan harga BBM naik di konsumen akhir.
Pertamina Rugi
Sebelumnya, Pertamina menyatakan, harga jual bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite masih di bawah harga pasar, meski telah dinaikkan sebesar Rp 200 per liter pada akhir Maret lalu.
Direktur Pemasaran Pertamina, M Iskandar mengatakan, Pertamina saat ini rugi menjual Pertalite. Lantaran harga jual yang ditetapkan di bawah harga keekonomian.
"Yang jelas saat ini seperti Pertalite kami jual rugi," kata Iskandar, di Gedung DPR, Jakarta, pada 10 April 2018.
Iskandar menuturkan, saat ini harga pasar Pertalite sekitar Rp 8 ribu per liter, sementara saat ini harga Pertalite yang dijual Pertamina untuk wilayah Jawa Rp 7.800 per liter. Dengan begitu Pertamina menanggung kerugian Rp 200 untuk setiap liternya.
"Keekonomiannya sekitar Rp 8 ribuan kurang Rp 200 lagi, ujar dia.
Iskandar mengungkapkan, Pertamina menanggung kerugian sejak harga minyak dunia mengalami kenaikan, sementara perusahaan tersebut baru menaikan harga Pertaite satu kali sebesar Rp 200 per liter.
"Harganya naik terus, kita baru naik sekali Rp 200 per liter," ujar dia.
Advertisement