Sanksi Iran Batasi Pasokan Bikin Harga Minyak Menguat

Harga minyak menguat lebih dari satu persen sehingga mengakhiri penurunan mingguan.

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Agu 2018, 05:48 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2018, 05:48 WIB
Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, New York - Harga minyak menguat lebih dari satu persen sehingga mengakhiri penurunan mingguan. Ini seiring sinyal sanksi Iran dapat membatasi pasokan global dan perang dagang tidak dapat mengekang selera China terhadap minyak mentah Amerika Serikat (AS).

Harga minyak mentah Brent naik USD 1,09 per barel atau 1,5 persen ke posisi USD 75,82 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah AS naik 89 sen atau 1,3 persen ke posisi USD 68,72.

Selama sepekan, harga minyak mentah AS menguat lebih dari empat persen usai alami penurunan selama tujuh hari berturut-turut. Sedangkan harga minyak Brent mendaki 5,3 persen usai turun dalam tiga minggu.

"Kedua harga minyak acuan berada di jalur stabil untuk akhiri penurunan mingguan. Ini sebagian besar disebabkan pengetatan sehingga membayangi kekurangan pasokan Iran," ujar Stephen Brennock, Analis PVM Oil Associates, seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (25/8/2018).

Kekhawatiran perang dagang yang meningkat antara China dan AS dapat perlambat pertumbuhan ekonomi dan bebani pembelian minyak mentah sedikit berkurang.

Berdasarkan sumber Reuter, Unipec China akan melanjutkan pembelian minyak mentah AS pada Oktober usai terhenti dua bulan karena perang.

Kekhawatiran pemerintahan Meksiko tidak akan kesepakatan bilateral antara NAFTA dan AS juga bebani pasar. Pada saat yang sama, kekhawatiran pasokan minyak mentah global meningkat seiring sanksi AS terhadap Iran membatasi pengiriman.

Pemerintah AS kembali berlakukan sanksi terhadap Iran membatasi pengiriman. Pemerintah AS kembali memberlakukan sanksi terhadap Iran pada Agustus usai menarik diri dari kesepakatan nuklir internasional pada 2015.

Hal ini mengingat pemerintahan AS tidak cukup untuk batasi kegiatan Teheran di Timur Tengah dan menyangkal alat untuk buat bom atom. Teheran mengatakan tidak memiliki ambisi untuk membuat senjata macam itu.

Iran adalah produsen terbesar ketiga di Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang memasok sekitar 2,5 juta barel per hari minyak mentah.

"Laporan pihak ketiga menunjukkan muatan kapal tanker Iran sudah turun sekitar 700 ribu barel per hari pada pertengahan Agustus. Jika bertahan akan melebihi sebagian besar harapan," ujar analis US Invesment Bank Jeffries.

Sementara itu, Direktur Mizuho Bob Yawger menuturkan, indeks dolar AS juga berfungsi sebagai penarik. Dolar AS melemah meningkatkan harga minyak.

 

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Selanjutnya

lustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Dolar AS melemah usai pimpinan the Federal Reserve Jerome Powell menuturkan kenaikan suku bunga stabil adalah cara terbaik untuk melindungi pemulihan ekonomi AS.

Sementara itu, perusahaan energi memangkas sembilan rig pengeboran minyak pada pekan ini, dan penurunan terbesar sejak Mei 2016. Perusahaan jasa energi General Electric Baker Hughes menyatakan, perubahan jumlah rig berfungsi sebagai indikator tren produksi masa depan.

Pelaku pasar juga awasi Laut Utara yang para pekerja berencana mogok pada September. Produksi minyak akan terhenti selama pemogokan. Tiga ladang minyak berkontribusi sekitar 45 ribu hingga 50 ribu barel per hari ke Laut Utara, Forties dan Brent.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya