Liputan6.com, Singapura - Film Crazy Rich Asians mendapat sambutan meriah di Hollywood. Diadaptasi dari novel berjudul sama, film tersebut mengisahkan wanita yang mendapatkan seorang kekasih kaya raya.
Kritikus Peter Travers dari Rolling Stone menyebut film itu sebagai "kemenangan representasi". The Guardian memberi label lucu dan ekstravaganza, sementara kritikus RogerEbert.com percaya film ini mengandung momen "jujur" dan "emosional".
Advertisement
Baca Juga
Membahas representasi, tidak jelas representasi apa yang dimaksud Travers, walau kemungkinan besar bukan representasi ekonomi. Apalagi, berdasarkan data Forbes, ketimpangan di Asia termasuk paling besar di dunia.
Di luar para kritikus film, segala materialisme yang digembar-gemborkan oleh Crazy Rich Asians malah dimentahkan Philip Ng, yang merupakan orang terkaya nomor 3 di Singapura. Baginya, Tuhan adalah aspek yang lebih penting ketimbang segala yang dia miliki.
"Saya dulu selalu mencari kehidupan yang lebih baik, tujuan yang lebih baik, diri yang lebih baik, segalanya yang lebih baik. Tetapi saya mencari hal-hal yang salah," jelas Ng saat wawancara bersama pebisnis muda Matthew Yao, Agustus 2018.
Untuk informasi, berdasarkan Bloomberg Billionaire Index, Philip memiliki harta sebesar USD 4,95 miliar atau setara Rp 73,3 triliun (USD 1 = 14.819). Kekayaan berasal dari memimpin konglomerasi Far East Organization.
Philip kembali menjelaskan, tidak ada hal yang lebih baik tanpa kehadiran Tuhan. "Saya menghargai hal itu (iman) lebih dari segalanya," jelas dia.
"Saya berharap untuk semua orang untuk memiliki kedamaian dan sukacita tersebut. Itu mengalahkan banyak uang dan materi yang mungkin kamu miliki," ucap sang miliarder.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Orang Terkaya RI Raih Medali di Asian Games 2018
Berbicara Crazy Rich Asians, kisah miliarder terkaya di RI ini justru lebih cocok dijadikan film. Orang terkaya di Indonesia Bambang Hartono menjadi salah satu atlet yang mendapat bonus dari pemerintah. Bersama tim, Bambang mampu meraih medali perunggu dalam cabang olahraga bridge di ajang olahraga Asian Games 2018.
Bambang mengatakan, ia tidak akan menggunakan sendiri bonus yang diberikan pemerintah tersebut. Ia memilih untuk memberikan seluruh bonusnya untuk pengembangan cabang olahraga brigde di Tanah Air.
Disebutkan bahwa kenaikan jumlah masyarakat ultra kaya di Hong Kong didorong oleh pasar saham yang sedang booming, dan pertumbuhan hubungan keuangan dengan ekonomi Tiongkok yang lebih luas.
Pertumbuhan ekonomi China yang cepat dalam beberapa dekade terakhir telah membantu mendorong peningkatan dramatis dalam jumlah orang-orang ultra-kaya di wilayah tersebut.
Di antara miliarder Hong Kong yang paling terkemuka adalah Li Ka-shing, dengan kerajaan bisnis Cheung Kong (CKHUY) yang mengendalikan banyak pelabuhan, jaringan telekomunikasi, dan perusahaan energi di seluruh dunia.
Tidak ada satu pun kota di China Daratan yang masuk ke daftar sepuluh teratas Wealth-X, dalam hal jumlah individu super-kayanya. Hal tersebut dikarenakan kekayaan China tidak terkonsentrasi di satu area, tetapi didistribusikan di seluruh negeri.
Advertisement