Sri Mulyani Kaji Penerbitan Obligasi Bencana Alam

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa Maroko memiliki asuransi khusus untuk melindungi UKM dari potensi bencana alam.

oleh Merdeka.com diperbarui 09 Okt 2018, 10:39 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2018, 10:39 WIB
Pemerintah rapat bersama Banggar
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberi paparan dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR di Gedung Nusantara II DPR, Kamis (31/5). Rapat terkait penyampaian kerangka ekonomi makro dan pokok kebijakan dalam RAPBN 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa pemerintah tengah mempertimbangkan untuk menerbitkan obligasi bencana atau Catastrophe Bonds (CAT Bond).

Dalam pertemuan IMF-World Bank Annual Meeting, Sri Mulyani mengatakan, banyak negara memberikan perhatian khusus terhadap penanganan bencana alam. Salah satu tema diskusi yang mengemuka adalah penerbitan obligasi bencana alam.

Beberapa negara Amerika Latin memberikan perhatian khusus pada obligasi bencana alam bahkan sudah akan menerbitkan jenis obligasi tersebut.

"Saya tahu negara di Latin Amerika seperti Chile, Kolombia, Peru, Meksiko itu mereka bersama-sama untuk membuat bonds untuk menghadapi apa yang disebut kemungkinan probabilitas terjadinya gempa bumi," kata dia, dalam Konferensi Pers, di lokasi IMF-World Bank Annual Meeting, Bali, Senin (8/10/2018).

"Sangat relevan sekali dengan kita, dan mereka baru me-launching tahun 2018 dibantu oleh Bank Dunia, dan itu akan meng-cover waktu sampai jangka waktu 2022," imbuh Sri Mulyani.

Selain negara-negara Amerika Latin tersebut, kata dia, Maroko pun memiliki asuransi khusus untuk melindungi UKM dari potensi bencana alam.

"Saya tahu Maroko memiliki asuransi terhadap UKM dan perumahan di dalam menghadapi potensi bencana alam seperti gempa bumi, sehingga hal ini bisa meng-cover bermacam-macam hal yang dihadapi oleh masyarakat," ujarnya.

Karena itu, menurut Sri Mulyani, dengan menilik kondisi Indonesia dengan potensi bencana alam yang cukup tinggi, ditambah dua gempa besar di Lombok dan Palu, serta Donggala, maka pemerintah berkomitmen untuk menyiapkan jenis obligasi khusus bencana alam.

"Saya ingin mempelajari hal itu, bagaimana caranya, karena Indonesia kan negara yang sangat besar," tandas dia.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sri Mulyani Bakal Bahas Penanganan Bencana di IMF-World Bank

Pemerintah rapat bersama Banggar
Menkeu Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo melakukan rapat kerja dengan Banggar DPR di Gedung Nusantara II DPR, Kamis (31/5). Rapat membahas kerangka ekonom makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal tahun 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Sri Mulyani berencana untuk membahas masalah penanganan bencana, tepatnya mengenai Pengelolaan Bencana dan Pembiayaannya atau Disaster Risk Management dan Financing dalam kegiatan IMF-World Bank Group Annual Meetings 2018 di Bali.

"Waktu kita mau menjadi tuan rumah ini, salah satu topik yang saya anggap penting untuk Indonesia adalah Disaster Risk Management dan Financing. Jadi kita masukkan dalam voyage. Dan saya ingin nanti di Bali ini salah satu event yang penting," kata Sri Mulyani, seperti yang dikutip dari channel YouTube Kementerian Keuangan yang bernama Ministry of Finance Republic of Indonesia, pada Senin (8/10/2018). 

Pada event tersebut, Sri Mulyani menuturkan negara-negara dapat saling belajar, bertukar pikiran untuk mencari solusi pengelolaan bencana serta pembiayaannya.

Menurutnya, pertemuan skala internasional ini juga akan dihadiri oleh para ahli, baik dari industri asuransi, para menteri keuangan, serta lembaga-lembaga multilateral.

"Jadi dalam hal ini, kita akan saling menggunakan ajang ini untuk tukar pikiran, saling belajar, ada expert (tenaga ahli) yang akan didatangkan. Kita akan bicara dengan industri asuransi, kita akan bicara di antara para Menteri Keuangan, kita akan bicara dengan Lembaga Multilateral kalau mereka bisa membawakan asuransi membangun triasuransi," ujarnya.

Sri Mulyani berharap nantinya hasil dari tukar pikiran ini dapat menghasilkan pemetaan, struktur, dan sistem pembiayaan yang dapat dipelajari dan dikembangkan di Indonesia dalam menghadapi bencana alam.

"Karena ini masalah me-manage atau mengelola risiko dan bagaimana risiko itu dipetakan, distrukturkan, kemudian dibiayai, di-cover itu semuanya adalah salah satu yang kita ingin belajar dan saya ingin kembangkan," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya