150.318 Paket Perdana Elpiji 3 Kg Dibagikan di Pulau Nias

Melalui pemberian paket perdana ini, masyarakat akan lebih hemat karena setiap satu liter minyak tanah setara dengan penggunaan 0,5 kg Elpiji.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 06 Des 2018, 20:43 WIB
Diterbitkan 06 Des 2018, 20:43 WIB
Masuki Bulan Ramadan, Permintaan Elpiji 3 Kg Terus Melonjak
Ilustrasi elpiji 3 Kg. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Nias - Sebanyak 150.318 paket perdana Elpiji 3 kilo gram (kg) dibagikan kepada masyarakat Pulau Nias, Sumatera Utara. Hal tersebut merupakan pelaksanaan program konversi minyak tanah ke elpiji.

Pelaksana Tugas Direktur Pengusahaan Hilir Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Soerjaningsih mengatakan, sebanyak 150.318 paket perdana Elpiji 3 kg yang dibagikan, meliputi dua tabung Elpiji 3 kg dan kompor.

"Distribusi paket perdanan Elpiji 3 kg 150.318 peket‎ pada 2018," kata Soerjaningsih, saat menghadiri pembagian ‎paket perdana Elpiji 3 kg, Distrik Sitolu Ori, Kabupaten Nias Utara, ‎Sumatera Utara, Kamis (6/12/2018).

Soerjaningsih mengungkapkan, dengan dibagikannya 150.318 paket perdana Elpiji 3 kg dapat mengurangi konsumsi minyak tanah 40.500 kl minyak tanah per tahun atau setara Rp 110 miliar.‎ Paket tersebut dibagikan ke rumah tangga dan usaha kecil.

"Selain penghematan Elpiji 3 kg ini, emisi lebih rendah dibanding minyak tanah, sebelum dibagikan temen Ditjen Migas meakukan sosiaisiais penggunaan," tuturnya.

Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas'ud Khamid mengatakan, konversi minyak tanah ke Elpiji 3 kg dilakukan oleh Pertamina melalui mitra PT Kogas Driyap Konsultan. ‎

Melalui pemberian paket perdana ini, masyarakat akan lebih hemat karena setiap satu liter minyak tanah setara dengan penggunaan 0,5 kg Elpiji.

“Elpiji juga merupakan energi bersih, memiliki emisi Karbon yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan penggunaan Minyak Tanah sebagai bahan bakar,” ujarnya.

Secara nasional, Pertamina telah menjalankan program konversi mitan ke Elpiji sejak tahun 2007. Sejak saat itu hingga 3 Desember, tercatat pendistribusian paket perdana sudah mencapai 57,29 juta paket.

Estimasi potensi nilai penghematan Pemerintah dari awal berjalannya program ini hingga tahun 2018 diperkirakan mencapai lebih dari Rp 250 triliun.

 

 

Pertamina Amankan Stok BBM dan Elpiji saat Libur Akhir Tahun

Pemerintah Subsidi Solar
Suasana di SPBU Kuningan Jakarta, Sabtu (5/5). Pemerintah berencana untuk menambah subsidi solar di tengah harga minyak dunia yang sedang naik. (Liputan6.com/Johan Tallo)

PT Pertamina (Persero) telah persiapan dalam menghadapi libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019, dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Natal dan Tahun Baru. Satgas ini bertugas mengawal ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan elpiji ke seluruh Indonesia.

Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan, Satgas melayani kebutuhan BBM dan elpiji bagi masyarakat, khususnya masyarakat yang akan merayakan hari natal serta mengisi libur akhir tahun.

"Satgas BBM akan mulai aktif bekerja pada 18 Desember 2018 hingga 7 Januari 2019," kata Adiatma, di Jakarta, Selasa (27/11/2018).

Menurut Adiatma, Pertamina sudah melakukan evaluasi adanya peningkatan konsumsi BBM dan elpiji, serta memastikan ketersediaan BBM dan elpiji bagi masyarakat selama Natal dan Tahun Baru.

Sementara nanti pada saat jelang natal dan libur tahun baru, Pertamina akan menyiagakan berbagai infrastruktur pendukung seperti menyiagakan mobil tangki dispenser, penyediaan KiosK Pertamax, BBM Kemasan, Motorist BBM Kemasan, SPBU Kantong dan lain-lain.

"Menghadapi perayaan Natal dan libur akhir tahun serta tahun baru, kami melakukan langkah persiapan penyediaan stok BBM dan Elpiji berdasarkan proyeksi kebutuhan masyarakat,” tutur Adiatma.

Menurut Adiatma, selama natal dan libur tahun baru, konsumsi BBM harian secara nasional diperkirakan naik rata-rata 4 persen. Mengantisipasi hal tersebut, Pertamina akan meningkatkan stok dan penyaluran BBM Natal dan Tahun Baru dari rata-rata harian normal.

Pertamina memperkirakan konsumsi BBM jenis gasoline yaitu, Premium dan Pertamax Series akan meningkat sekitar 5 persen, dibandingkan kondisi normal yakni dari sekitar 94 ribu kiloliter (KL) menjadi sekitar 99 ribu KL.

Sementara, konsumsi BBM jenis gasoil yaitu Solar dan Dex series meningkat sekitar 2 persen dibandingkan masa normal dari 40 ribu KL menjadi sekitar 41 ribu KL. Adapun puncak konsumsi diperkirakan akan terjadi pada 21 Desember 2018.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya