Aktivitas Ekonomi Warga Pesisir Pandeglang Kembali Normal Usai Tsunami

Pedagang Pasar Labuan tampak ramai setelah dua hari dilanda gelombang tsunami yang mengakibatkan kegiatan ekonomi lumpuh.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Des 2018, 14:00 WIB
Diterbitkan 25 Des 2018, 14:00 WIB
Usai Tsunami Selat Sunda, Warga Mulai Pulang Selamatkan Harta Benda
Warga membawa perkakas dari bangunan rumahnya yang rusak akibat terjangan tsunami di Kampung Sumur Pesisir, Pandeglang, Banten, Senin (24/12). Pascatsunami Selat Sunda, warga mulai kembali ke rumahnya masing-masing. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Kegiatan atau aktivitas ekonomi masyarakat pesisir Pandeglang, Banten kembali normal pascabencana gelombang tsunami. Ini terlihat dari kondisi pasar yang mulai dipadati konsumen.

"Kami hari ini mulai melakukan aktivitas di pasar," kata pedagang bahan pokok di Pasar Labuan, Kabupaten Pandeglang, Rohman seperti Mengutip Antara, Selasa (25/12/2018).

Pedagang Pasar Labuan juga tampak ramai setelah dua hari dilanda gelombang tsunami yang mengakibatkan kegiatan ekonomi lumpuh. Para pedagang tidak berani membuka toko, kios dan warung karena khawatir terjadi tsunami susulan.

Namun, saat ini pedagang kembali melakukan kegiatan ekonomi sehubungan cuaca mulai normal. Bahkan, para pengunjung cukup banyak untuk membeli keperluan sehari-hari.

Kebanyakan konsumen itu sangat memerlukan kebutuhan bahan pokok. "Kami merasa senang bisa berjualan kembali," katanya menjelaskan.

Begitu juga Ecih, seorang pedagang sayuran di Pasar Panimbang Kabupaten Pandeglang mengaku bahwa dirinya hari Selasa berjualan kembali pascabencana tsunami.

Selain itu pedagang lain juga sudah membuka toko dan kios. Pedagang berani melakukan aktivitas berdagang sehubungan cuaca gelombang relatif normal.

"Kami tidak merasa takut lagi berjualan, karena gelombang tidak begitu tinggi," kata Ecih yang berlokasi di Pasar Panimbang sekitar 100 meter dari pantai.

Pantauan, menunjukkan di Pasar Labuan tampak kegiatan ekonomi masyarakat meningkat dan pengunjung memadati kios dan toko untuk membeli keperluan sehari-hari.

"Kami bingung dua hari terakhir semua toko dan kios di Pasar Labuan tutup dan tidak berjualan," kata Ujang, seorang pengunjung Pasar Labuan dengan membeli kebutuhan bahan pokok.

Tsunami Selat Sunda Tak Surutkan Okupansi Hotel di Banten

Usai Tsunami Selat Sunda, Warga Mulai Pulang Selamatkan Harta Benda
Pemandangan kehancuran usai tsunami menerjang Kampung Sumur Pesisir, Pandeglang, Banten, Senin (24/12). Pascatsunami Selat Sunda, warga pulang untuk mencari barang berharga miliknya. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Bencana tsunami yang menerjang kawasan Pantai Selatan Banten seperti di Carita dan Tanjung Lesung pada 23 Desember 2018, tampaknya tak terlalu menurunkan tingkat keterisian kamar atau okupansi hotel di provinsi tersebut.

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banten menyatakan, tingkat okupansi hotel di wilayah pesisir Banten seperti Anyer jelang Tahun Baru 2019 nanti telah mencapai 80-100 persen.

"Sudah ada antara 80-90 persen okupansi hotel untuk libur Tahun Baru nanti. Bahkan ada yang sudah 100 persen," ungkap Ketua Harian PHRI Provinsi Banten, Ashok Kumar, saat ditanyai Liputan6.com, Selasa (25/12/2018).

Dia melanjutkan, tingkat okupansi kamar hotel yang terhitung tinggi tersebut tersebar di berbagai lokasi wisata pinggiran pantai Banten, tak hanya di satu titik saja.

Ashok juga mengatakan, musibah tsunami Selat Sunda pada Sabtu kemarin yang memporak-porandakan sebagian wilayah Banten dan Lampung tidak banyak membuat terjadinya pembatalan pemesanan kamar hotel.

"Memang ada beberapa yang cancel booking, tapi tidak terlalu banyak. Mungkin masih dibawah 10 persen," aku dia.

"Soalnya yang terkena musibah itu kan tidak seluruh wilayah pantai di Banten. Seperti hotel-hotel di kawasan Anyer kan sama sekali tidak terimbas tsunami," tegas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya