Kementerian ESDM Belum Terbitkan Izin Tambang untuk Antam, Ini Alasannya

Kementerian ESDM akan mengikuti prosedur penerbitan IUPK yang diarahkan Ombudsman.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 26 Mar 2019, 17:34 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2019, 17:34 WIB
Smelter PT Antam Tbk di Pomalaa, Sulawesi Tenggara (Dok Foto: Liputan6.com/Pebrianto Eko Wicaksono)
Smelter PT Antam Tbk di Pomalaa, Sulawesi Tenggara (Dok Foto: Liputan6.com/Pebrianto Eko Wicaksono)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menahan penerbitan Izin Usaha Pertambangan khusus (IUPK) untuk dua wilayah kerja izin usaha pertambangan khusus (WIUPK), yaitu Bahodopi Utara di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah dan Matarape di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.

Kementerian ESDM sebelumnya telah menunjuk PT Aneka Tambang (Antam) sebagai pemenang lelang WIUPK Bahadopi Utara ‎dan pemenang WUIPK Matarape. Kedua lokasi tambang tersebut memiliki kandungan nikel.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu bara Kementerian ESDM Bambang Gatot mengatakan, Kementerian ESDM baru men‎etapkan pemenang lelang Wilayah Kerja Pertambangan Bahadopi Utara dan Matarape, tetapi belum menerbitkan IUPK untuk menggarap dua lokasi tambang tersebut.

"Ya kan belum baru penetapan wilayah aja,"‎kata Bambang, di Jakarta, Selasa (26/3/2019).

Menurut Bambang, Kementerian ESDM akan mengikuti prosedur penerbitan IUPK yang diarahkan Ombudsman, sehingga saat ini instansinya belum menerbitkan IUPK untuk Antam dan Inalum

Izin tambang akan diterbitkan setelah proses rekomendasi Ombudsman selesai dilakukan. "‎Kalau saya jelaskan bahwa prosedur kita ikutin. ‎Menunggu semua proses biar jadi clear‎," tuturnya.

Seperti diketahui, keputusan lelang tersebut menjadi sorotan Ombudsman, sebab dinilai maladministrasi dalam proses lelang. Adapun yang jadi pertimbangan lembaga tersebut adalah,Berdasarkan‎ Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2010, wilayah tambang yang akan dilelang harus diubah dahulu statusnya menjadi Wilayah Pencadangan Negara (WPN), kemudian penetapannya harus melalui persetujuan dari DPR.

Setelah berstatus WPN, maka baru bisa ditetapkan sebagai WIUPK dengan mempertimbangkan aspirasi dari pemerintah daerah.

Maladministasi adalah mengenai peserta lelang. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Sulawesi Tengah yakni PD Konosara telah memenuhi persyaratan finansial dan terpilih sebagai pemenang lelang. Namun, Kementerian ESDM membatalkan pemenangan tanpa penjelasan.

BUMD PT Pembangunan Sulawesi Tengah tidak diberikan kesempatan melakukan evaluasi ulang dokumen lelang yang diberikan kepada pemerintah.

‎Namun Bambang tetap kekeh, proses lelang yang tempuh sudah berdasarkan dasar hukum yang ada.‎"Ya jadi perhatian juga, kita jelaskan juga bahwa dasar hukumnya ada‎," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Antam Cetak Laba Tumbuh 541 Persen Jadi Rp 874 Miliar

(Foto: Liputan6.com/Pebrianto Wicaksono)
Smelter Antam di Pomala (Foto:Liputan6.com/Pebrianto Wicaksono)

PT Aneka Tambang Tbk (Antam/ANTM)merilis kinerja positif sepanjang 2018. Antam mencatatkan pertumbuhan laba bersih sepanjang 2018 mencapai 541 persen menjadi Rp 874,42 miliar dibandingkan pencapaian 2017 sebesar Rp 136,50 miliar. 

"Pertumbuhan laba bersih yang positif terutama disebabkan pertumbuhan signifikan kinerja produksi dan penjualan komoditas utama Antam serta peningkatan efisiensi yang berujung pada stabilnya level biaya tunai operasi Antam," kata Direktur Keuangan PT Aneka Tambang Tbk, Dimas Wikan Pramudhito di Hotel Intercontinental, Jakarta, Senin (11/3/2019).

Penjualan bersih Antam pada 2018  tercatat sebesar Rp 25,24 triliun, naik 99 persen dibandingkan 2017 sebesar Rp 12,65 triliun.

Kinerja keuangan yang solid juga terefleksikan dari pertumbuhan Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) tercatat sebesar Rp 3,33 triliun atau tumbuh 51 persen dibandingkan dengan capaian 2017 sebesar Rp 2,21 triliun.  

Perseroan mencatatkan laba kotor naik tajam sebesar 111 persen menjadi Rp 3,47 triliun dibandingkan 2017 sebesar Rp 1,64 triliun.

Hal ini seiring dengan kenaikan nilai penjualan dan nilai beban pokok penjualan pada 2018 sebesar Rp 21,76 triliun. Dengan ada peningkatan laba kotor, PT Aneka Tambang Tbk dapat mencatat laba usaha sebesar Rp 1,85 triliun atau naik 208 persen dibandingkan 2017 sebesar Rp 600 miliar. 

Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), total liabilitas naik menjadi Rp 13,56 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 11,52 triliun. Aset Antam naik menjadi Rp 33,30 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 30,01 triliun. Perseroan kantongi kas Rp 4,2 triliun pada 2018.

Dalam laporan PT Samuel Sekuritas Indonesia, menguatnya laba bersih tersebut didorong revaluasi aset sebesar Rp 425 miliar pada 2018. Kinerja laba bersih itu pun di atas harapan konsensus tumbuh 111 persen dan Samuel Sekuritas sebesar 112 persen.

PT Samuel Sekuritas merekomendasikan beli saham PT Aneka Tambang Tbk dengan target harga saham Rp 1.250.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya