Liputan6.com, Jakarta PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatatkan pertumbuhan produksi feronikel menjadi sebesar 19.264 ton nikel dalam feronikel (TNi) sampai dengan kuartal III tahun 2018. Angka itu naik 21% dibandingkan tahun lalu.
Dalam keterangan tertulisnya, sekretaris perusahaan ANTM Aprilandi H Setia mengatakan capaian ini merupakan hasil dari optimalnya produksi pabrik pengolahan feronikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara.
Baca Juga
“Saat ini kapasitas produksi terpasang Antam dapat mencapai 27.000 TNi per tahun. kenaikan volume produksi dan penjualan unaudited feronikel tercapai berkat stabilitas operasi pabrik” katanya.
Advertisement
Penjualan feronikel Antam kuartal III 2018 juga tercatat naik 49% sebesar 19.149 TNi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 12.816 TNi.
Namun ANTM masih menghadapi risiko volatilitas harga nikel global. Sempat menyentuh di level harga tertinggi pada Juni lalu yakni US$15.755 per ton nikel, padahal pada 13 November kemarin harga nikel tercatat US$11.445 berdasarkan London Metal Exhange (LME).
Menanggapi hal ini, Aprilandi mengatakan Perusahaannya berfokus pada strategi percepatan pengembangan sektor hilir yang dimiliki.
“Kita punya dua proyek strategis untuk nikel yaitu Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Halmahera Timur dan Proyek Blast Furnace di Maluku Utara” tuturnya.
Aprilandi mengatakan untuk pengembangan pabrik feronikel di Halmahera Timur akan memiliki kapasitas produksi 13.500 TNi sedangkan proyek Blast Furnace akan memiliki kapasitas produksi mencapai 320.000 ton NPI atau setara dengan 30.000 TNi.
“Untuk proyek Blast Furnace Antam bekerjasama dengan pihak ketiga. Ini dilakukan juga untuk meningkatkan portfolio mineral olahan Antam” kata Aprilandi.
Menurut Aprilandi jika semua proyek hilir Antam selesai, nantinya Perusahaan memiliki total kapasitas produksi feronikel mencapai 70.500 TNi. Angka itu berasal dari 27.000 TNi dari Sulawesi Tenggara dan 43.500 TNi dari Maluku Utara.
Sedangkan untuk bijih nikel, sampai dengan kuartal III 2018 ANTM mencatatkan total volume produksi bijih nikel sebesar 6,49 juta wet metric ton (WMT), terdiri dari 3,16 juta WMT kadar tinggi dan 3,33 juta WMT kadar rendah.
Sedangkan penjualan unaudited bijih nikel tercatat 4,10 juta WMT. Angka itu naik 99% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 2,06 juta WMT. Perusahaan menjual secara ekspor dan domestik.
(*)