73 Pasar Tradisional di Jabodetabek Terkena Dampak Banjir

Salah satu pasar yang lumpuh total kata Abdullah yakni Pasar Cikeas di Bogor, Jawa Barat.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jan 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2020, 18:00 WIB
Banjir Surut, Aktivitas Jual Beli di Pasar Cipulir Masih Lumpuh
Para pedagang merapikan toko mereka usai banjir merendam Pasar Cipulir, Jakarta, Jumat (3/1/2020). Meski banjir telah surut, akitivitas jual beli di Pasar Cipulir masih belum kembali normal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri telah menginstruksikan jaringan di daerah untuk bergerak membersihkan pasar-pasar tradisional yang terdampak langsung banjir.

Dia meminta anggota IKAPPI khususnya di Jabodetabek untuk gotong royong membersihkan pasar dari sisa bekas banjir.

"Agar para pedagang bisa beraktivitas kembali," ujar Abdullah saat dihubungi merdeka.com, di Jakarta Sabtu (4/1).

Akibat banjir pada 1-3 Januari 2019, setidaknya ada 73 pasar tradisional di Jabodetabek terdampak langsung maupun tidak langsung. Salah satu pasar yang lumpuh total kata Abdullah yakni Pasar Cikeas di Bogor, Jawa Barat.

 

Harus diakui, pihaknya tidak bisa memberikan banyak bantuan kepada para pedagang terdampak. Namun, saat ini tengah mengupayakan agar akses menuju pasar kembali terbuka agar aktivitas di pasar tradisional bisa brjalan kembali.

"IKAPPI hanya bisa sebatas mendorong agar aktivis pasar di tiap daerah dan unit pasar bekerja sama dengan pedagang untuk membersihkan pasar," tuturnya.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Minta Bantuan Pemerintah

Banjir Surut, Aktivitas Jual Beli di Pasar Cipulir Masih Lumpuh
Warga mencuci barang-barang usai banjir merendam Pasar Cipulir, Jakarta, Jumat (3/1/2020). Meski banjir telah surut, akitivitas jual beli di Pasar Cipulir masih belum kembali normal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dia meminta para pedagang memperbaiki sendiri asetnya yang masih bisa digunakan. Sementara untuk aset rusak parah, IKAPPI mendorong pemerintah setempat memberikan bantuan atau subsidi perbaikan.

Misalnya lapak yang bocor, berantakan, dan hilang karena terseret banjir. "Itu yang perlu disubsidi pemerintah agar bisa berdagang seperti sedia kala," ucap Abdullah.

IKAPPI juga membuka jalinan kerja sama dengan pemerintah untuk melakukan pendataan untuk selanjutnya diberikan bantuan perbaikan.

"Kami mendorong pemerintah bersedia peduli, paling tidak bersama kami melakukan pendataan," tutup Abdullah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya