Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, pada Januari 2020, Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum Nasional atau grosir naik sebesar 0,29 persen terhadap Desember 2019. Kenaikan IHPB tertinggi terjadi pada Sektor Pertanian sebesar 0,46 persen.
"Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Januari 2020 antara lain kelapa sawit, minyak goreng, kentang, beras, dan bawang putih," ujar Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Senin (3/2).
Baca Juga
Pada Januari 2020, Sektor Industri merupakan penyumbang andil dominan pada perubahan IHPB, yaitu sebesar 0,20 persen. Sektor Pertanian menyumbang andil sebesar 0,09 persen, sementara Pertambangan dan Penggalian tidak menyumbang andil yang signifikan.
Advertisement
"Sementara itu, Sektor Pertambangan dan Penggalian masing-masing naik sebesar 0,33 persen dan 0,25 persen terhadap bulan sebelumnya," jelas Suhariyanto.
Perubahan IHPB di awal tahun kalender 2020 (Januari 2020 terhadap Desember 2019) adalah sebesar 0,29 persen dan perubahan IHPB tahun ke tahun (Januari 2020 terhadap Januari 2019) sebesar 1,32 persen.
IHPB Bahan Bangunan/Konstruksi pada Januari 2020 turun sebesar 0,13 persen terhadap bulan sebelumnya, antara lain disebabkan oleh penurunan harga komoditas rangka atap baja, solar, besi beton, batu bata, serta kayu lapis.
Anggun P. Situmorang
Merdeka.com
BPS Catat Inflasi Januari 2020 Capai 0,39 Persen
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Januari 2020 mencapai 0,39 persen. Inflasi tahun kalender tercatat 0,39 persen sementara inflasi tahun ke tahun atau year on year (yoy) mencapai 2,68 persen.
"IHK Januari itu ada kenaikan, Januari 2020 terjadi inflasi sebesar 0,39 persen. Inflasi tahun kalender sama, tahun ke tahun 2,68 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Senin (3/1/2020).
Suhariyanto mengatakan, tahun ini jumlah kota survei Indeks Harga Kumulatif (IHK) mengalami perubahan apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sebelumnya, ada 82 kota saat ini berubah menjadi 90 kota.
"Yang berubah dulu 82 kota, Januari gunakan 90 kota, 34 ibu kota provinsi dan 56 kota kabupaten yang pertumbuhan signifikan dan punya kegiatan ekonomi yang banyak. Perubahan ini untuk mengakomodir dan mengetahui pola konsumsi masyarakat, itu hal biasa 5 tahun sekali," paparnya.
Advertisement