Petani Apresiasi Respon Cepat Kementan Tangani Masalah Banjir

Curah hujan yang tinggi sejak awal Februari 2020 khususnya di Provinsi Jawa Barat menyebabkan banyak lahan persawahan yang dilanda banjir.

oleh Gilar Ramdhani pada 05 Mar 2020, 11:21 WIB
Diperbarui 05 Mar 2020, 11:31 WIB
Petani Apresiasi Respon Cepat Kementan Tangani Masalah Banjir
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI telah terjun langsung melihat dan memantau perkembangan kondisi banjir di lapangan.

Liputan6.com, Jakarta Curah hujan yang tinggi sejak awal Februari 2020 khususnya di Provinsi Jawa Barat menyebabkan banyak lahan persawahan yang dilanda banjir. Hal ini menyebabkan para petani khawatir pertanaman padinya akan mati dan mereka mengalami kerugian atau gagal panen.

Sampai saat ini luas puso di Kabupaten Subang secara kumulatif telah mencapai angka 913 ha dari 6.070 ha lahan yang terkena banjir, sementara luas lahan yang telah surut airnya adalah seluas 1.076 ha. Kecamatan yang terkena dampak banjir terluas di Kabupaten Subang adalah di Kecamatan Tambakdahan (1.210 ha), Kecamatan Pusaka Jaya (643 ha) dan Kec. Pamanukan (625 ha).

“Hujan yang terus menerus telah menyebabkan air sungai meluap dan menyebabkan tanggul sungai jebol sehingga menggenangi areal persawahan disekitarnya," ungkap Dedi, Kortikab Subang.

Kondisi serupa juga dialami Kabupaten Indramayu yang merupakan tetangga dekat Kabupaten Subang. Berdasarkan laporan dari petugas lapang Kabupaten Indramayu, setidaknya ada seluas 8 ha puso akibat banjir dari 6.092 ha yang terkena, sementara areal pertanaman yang sudah mulai surut airnya seluas 828 ha.

“Penyebab utama terjadinya banjir di Kabupaten Indramayu akibat meluapnya sungai Gempol dan sungai Perawan yang menyebabkan tanggul jebol sehingga air menggenangi areal persawahan," ungkap Haji Tatung, Koordinator Satpel Indramayu.

 

Respon Cepat Ditjen Tanaman Pangan

Sebagai tindak lanjut pengawalan dan pendampingan program pemerintah dari dampak perubahan iklim, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI telah terjun langsung melihat dan memantau perkembangan kondisi banjir di lapangan serta terus berkoordinasi dengan petugas lapang (POPT dan PPL setempat) sebagai ujung tombak pelaksana kegiatan di daerah.

Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi pun dengan sigap memberikan solusi penanganan banjir di wilayah Kabupaten Indramayu dan Subang yang sempat dikunjungi pada Minggu (1 Maret 2020).

Para petani dan petugas lapangan menyambut gembira dukungan dan perhatian dari Dirjen tanaman pangan yang telah memberikan respon positif atas berbagai keluhan petani yang terdampak banjir. Beberapa upaya penanganan banjir di wilayah Indramayu dan Subang antara lain adalah penanganan jangka pendek dan penanganan jangka panjang.

Penanganan jangka pendek adalah memberikan bantuan benih kepada poktan yang terkena dampak banjir agar dapat menanami kembali lahannya, sementara penanganan jangka panjang antara lain adalah normalisasi saluran irigasi, membuat bendungan permanen serta pompanisasi.

 

Asuransi Pertanian

Pada kesempatan tersebut, Dirjen Tanaman Pangan yang didampingi oleh Kepala Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tanaman (BBPOPT), Jatisari memberikan arahan agar setiap petani menjadi anggota asuransi (AUTP) yang dapat menjadi salah satu solusi bila petani mengalami gagal panen.

“Sudah saatnya petani menjadi anggota asuransi pertanian sebagai antisipasi terjadinya gagal panen sewaktu-waktu,” ungkap Suwandi, Dirjen Tanaman pangan saat berdialog dengan para petani.

Selain itu petani yang terkena dampak banjir akan diberikan bantuan benih dalam waktu dekat ini agar apabila banjir telah surut, petani dapat segera menanam kembali.

“Para petani yang terkena dampak kebanjiran agar segera di selesaikan proses penyusunan CPCLnya dan diajukan ke pusat agar proses penyaluran bantuan benih bisa lebih cepat dilaksanakan” instruksi Suwandi kepada Koordinator POPT beserta jajarannya," ujarnya.

Selanjutnya Dirjen Suwandi juga menganjurkan agar petani yang ingin meningkatkan kesejahteran hidupnya dapat menggunakan fasilitas pinjaman KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai tambahan modal usaha taninya.

“Bagi petani yang sudah memiliki penggilingan namun masih kekurangan modal, dapat mengajukan pinjaman modal ke KUR terdekat,“ ungkap Suwandi mengakhiri dialognya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya