BI dan Kemenkeu Cari Jalan keluar Jika Terjadi Resesi Global

Pemerintah tengah tahap finalisasi skenario terbaru selamatkan ekonomi Indonesia yang terdampak wabah Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Mar 2020, 19:15 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2020, 19:15 WIB
BI Tahan Suku Bunga Acuan 6 Persen
Gubernur BI Perry Warjiyo bersiap Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (20/6/2019). Rapat memutuskan untuk mempertahankan BI7DRR sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - International Monetary Fund (IMF) memprediksi ekonomi global akan mengalami resesi akibat pandemi Corona. Pemulihan ekonomi akibat Corona juga akan lebih lama ketimbang krisis keuangan global pada 2008-2009.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, resesi global sudah dibicarakan secara intens antara pemerintah dan regulator, terutama antara Bank Indonesia dengan Kementerian Keuangan.

"Kami lakukan diskusi skenario resesi global akan berdampak langsung ke Indonesia seperti apa," kata Perry di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (31/3/2020).

Dampak resesi tersebut tidak hanya masalah perdagangan yang menyangkut ekspor, impor dan investasi. Tetapi juga mobilitas manusia secara keseluruhan.

"Itu dampak ke Indonesia baik langsung maupun tidak langsung termasuk menurunkan aktivitas ekonomi," sambung Perry.

Berbagai antisipasi itu sudah mulai dikaji. Bahkan pemerintah sudah tahap finalisasi untuk memperkirakan skenario terbaru dalam memitigasi wabah Covid-19.

Misalnya stimulus fiskal yang lebih besar jika diperlukan. Hanya saja dia enggan membeberkannya secara langsung dan pembahasanya lebih lanjut.

"Lebih baik kita tunggu pengumuman dari pemerintah yang akan menyampaikannya dalam waktu dekat," kata Perry mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: 

Sri Mulyani: Negara G20 Bahu-Membahu Atasi Resesi Global Akibat Corona

Onderdil Harley Davidson dan Brompton
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers terkait penyelundupan motor Harlery Davidson dan sepeda Brompton menggunakan pesawat baru milik Garuda Indonesia di Jakarta, Kamis (5/12/2019). Barang bukti selundupan tersebut dikemas dalam 18 kardus berwarna cokelat. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Sebelumnya, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan bahwa negara-negara G-20 telah sepakat untuk bersama-sama mengatasi resesi yang terjadi akibat pelemahan ekonomi global. Seperti diketahui, ekonomi dunia saat ini diprediksi akan buruk akibat pandemi virus Corona Covid-19.

"(Anggota G-20) bersama-sama akan menggunakan instrumen masing-masing negara maupun mendukung agar trade bisa berjalan dengan baik sehingga ekspor-impor bisa berjalan," kata Menteri Sri Mulyani usai mendampingi Presiden Joko Widodo dalam KTT Virtual G-20, seperti ditulis Kamis (27/3/2020).

 

Menteri Sri Mulyani mengatakan di Indonesia sendiri pemerintah tengah memperkuat rantai pasokan di sektor perdagangan. Langkah ini dilakukan untuk memperkuat kondisi perdagangan khususnya ekspor Indonesia.

Menurutnya di tengah situasi saat ini suplai alat kesehatan sangat dibutuhkan oleh negara-negara lain. China sendiri tengah memperkuat produksi alat kesehatan untuk disuplai ke negara-negara terdampak.

"Indonesia yang memiliki kapasitas produksi alat kesehatan juga akan melakukan percepatan sehingga memungkinkan terjadinya suplai chain," kata dia.

Sebelumnya, Sri Mulyani mengatakan, Indonesia sendiri telah merespons kondisi pelemahan ekonomi global dengan mengeluarkan berbagai kebijakan. Hal itu dilakukan agar ekonomi domestik tidak tertekan lebih jauh akibat adanya virus Corona.

"Untuk Indonesia kita akan lakukan instrumen bersama-sama dengan BI, OJK dan seluruh instrumen di bidang ekonomi," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya