Liputan6.com, Jakarta Rapid test inovasi dalam negeri ini bernama RI-GHA Covid-19. Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro menargetkan, 200 ribu rapid test bisa diproduksi pada Juli ini dan 400 ribu di Agustus 2020.
Inovasi Indonesia
Produk ini merupakan hasil inovasi dalam negeri, bukan sekadar buatan dalam negeri. Mulai dari desain dan produksi dilakukan industri dalam negeri. Hanya 2 bulan, jangka waktu dari awal penentuan desain hingga rapid test ini siap digunakan.
Advertisement
Pihak yang Inisiasi
RI-GHA diinisiasi oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada dan Universitas Airlangga serta Hepatika Mataram.
Saat ini, Kemenristek melalui BPPT memiliki 2 mitra untuk memproduksi rapid test, yaitu PT Hepatika Bumi Gora Mataram dan Laboratorium Prodia.
Kelebihan
Rapid test inovasi dalam negeri ini punya beberapa kelebihan, seperti cepat dan praktis. Di mana hasilnya bisa ditunggu dalam 15 menit. Penggunaannya juga fleksibel dan desain yang sederhana. Untuk harga dipastikan rapid test buatan lokal ini lebih murah dari alat impor.
Advertisement
Sekedar Screening Awal
Meski demikian, akurasi alat tes ini memang tidak seperti tes PCR. Hal itu dikarenakan rapid test memang digunakan untuk screening, sementara PCR dilakukan untuk mendiagnosa.
Lanjutkan Membaca ↓