7 Cara Kemendag Dongkrak Ekspor di Masa Pandemi

Kemendag akan menjalin kerja sama pengembangan ekspor sektor-sektor strategis serta pemanfaatan perdagangan jasa, aktivasi Kerjasama pengembangan ekspor.

oleh Tira Santia diperbarui 30 Agu 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2020, 17:00 WIB
FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto memaparkan 7 strategi Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk meningkatkan ekspor di masa pandemi covid-19.

“Strategi peningkatan ekspor yang dilakukan kemendag saat ini pertama adalah pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) ekspor melalui pendidikan dan pelatihan, coaching program, pengembangan kurikulum dan metode diklat, promosi dan kerjasama diklat ekspor,” kata Agus dalam High Impact Seminar dan Kick Off Program BI Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, Minggu (30/8/2020).

Kedua, pengembangan pasar dan informasi ekspor dengan menyebarkan informasi pasar ekspor, penyusunan data dan informasi ekspor, maupun pelayanan terhadap pelaku usaha, serta pembuatan aplikasi digital marketing.

Ketiga, pengembangan produk ekspor dengan meningkatkan peran Indonesia Design Development Center (IDDC), pengembangan merek produk ekspor, dan diperlukan senter mengembangkan produk ekspor, jasa serta ekonomi kreatif.

Selanjutnya, strategi keempat yakni pengembangan promosi dan Citra, yang terdiri dari promosi dagang luar negeri misi dagang dan pameran, promosi produk potensi ekspor, dan pencitraan produk ekspor.

“Kelima, kerjasama pengembangan ekspor sektor-sektor strategis serta pemanfaatan perdagangan jasa, aktivasi Kerjasama pengembangan ekspor,”ujarnya.

Keenam, perwakilan perdagangan atase perdagangan (ATDAG) maupun Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) dapat turut berkontribusi dengan laporan peluang pasar promosi dagang, serta komunikasi dengan instansi K/L terkait di negara akreditasi, serta asosiasi maupun pelaku usaha.

“Yang terakhir adalah dengan dukungan penyediaan modal kerja bagi UKM siap melakukan ekspor, dengan menginisiasi insentif fiskal bagi usaha skala menengah yang akan melakukan kegiatan ekspor melalui pengalokasian dana PKE yang disalurkan melalui LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia),” pungkasnya.

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan video pilihan berikut ini:

Mendag: Neraca Perdagangan Surplus USD 8,75 Miliar, Tertinggi Sejak 2011

Dorong Pertumbuhan Ekonomi Pelindo III Permudah Proses Ekspor Impor
(Foto:@Pelindo III)

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari hingga Agustus 2020 atau selama pandemi covid-19 surplus sebesar USD 8,75 miliar. Surplus ini merupakan tertinggi sejak 2011.

“Neraca perdagangan Migas defisit sebesar USD 3,82 miliar dan nonmigas surplus sebesar USD 12,5 miliar,” kata Agus dalam High Impact Seminar dan Kick Off Program BI Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia secara virtual, pada Minggu 30 Agustus 2020.

 

Meskipun kinerja tersebut cukup baik tetapi ekspor migas dan nonmigas Indonesia di 2020 sebenarnya mengalami penurunan sebesar 6,21 persen, dibandingkan dengan tahun lalu. Namun memang, impor migas dan nonmigas turun lebih besar yaitu mencapai 17,77 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Pergerakan kinerja positif neraca perdagangan tersebut tercermin dari nilai ekspor Indonesia di bulan Juli 2020 yang mencapai USD 13,73 miliar atau meningkat 14,30 persen dibanding ekspor Juni 2020.

Selain itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sektor informasi dan komunikasi tumbuh positif 10,305 persen di Kuartal II 2020, ditambah dengan jumlah pengguna internet di tanah air meningkat menjadi 143 juta jiwa atau sekitar 64 persen dari total populasi.

Menurutnya dengan kondisi covid-19 sejak 12 Maret 2020 telah berdampak pada berbagai sektor, tidak terkecuali sektor perdagangan. Lantaran Perdagangan merupakan salah satu kunci pertumbuhan ekonomi bagi Indonesia.

“Oleh karena itu sektor harus selalu bergerak terus dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Maka dengan demikian percepatan pemulihan ekonomi dapat dicapai dengan merangkul pelaku usaha di sektor tersebut,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya