KAI Klaim Kereta Api Jadi Moda Transportasi Paling Aman di Tengah Pandemi

PT Kereta Api Indonesia (Persero) menilai transportasi kereta api bukanlah lokasi yang paling rentan dalam penularan Covid-19

oleh Athika Rahma diperbarui 07 Sep 2020, 18:30 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2020, 18:30 WIB
Penerapan prtokol kesehatan di dalam Kereta Api
Penerapan prtokol kesehatan di dalam Kereta Api (dok: KAI)

Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menilai transportasi kereta api bukanlah lokasi yang paling rentan dalam penularan Covid-19.

Transportasi Kereta Api merupakan moda yang aman untuk melakukan perjalanan karena adanya penerapan protokol kesehatan yang ketat.

“Berdasarkan hasil kajian para ahli, kereta api merupakan moda yang aman digunakan selama pandemi karena telah menerapkan protokol yang ketat,” ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus dalam keterangannya, Senin (7/9/2020).

Berbagai penelitian di Perancis, Jepang, dan Amerika menunjukkan bahwa tidak ada penemuan kluster covid-19 di transportasi publik. Jurnal yang diterbitkan Universitas Oxford juga mengatakan, penyebaran Covid-19 pada pelanggan kereta dapat dicegah dengan menerapkan berbagai protokol pencegahan.

Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan, hingga saat ini belum ada laporan mengenai kereta api menjadi klaster penyebaran Covid-19. Meskipun terdapat himpunan atau kerumunan banyak orang, namun tidak menjadi klaster penyebaran Covid-19 berkat adanya penerapan protokol kesehatan.

Adapun penelitian yang dilakukan ITB mengungkapkan bahwa transportasi umum tidak menjadi sumber infeksi jika pelanggan mematuhi protokol kesehatan seperti penggunaan masker, physical distancing, dan mencuci tangan, serta memberikan perlindungan khusus untuk petugas frontliner.

Joni mengatakan, seluruh penelitian tersebut selaras dengan yang telah KAI lakukan, karena KAI secara disiplin telah menerapkan protokol kesehatan sesuai standar Gugus Tugas Nasional.

Setiap pelanggan KA Jarak Jauh harus menyertakan surat keterangan bebas Covid-19, pelanggan yang akan naik KA juga harus dalam keadaan sehat. Pelanggan wajib menggunakan masker dan menjaga jarak saat di stasiun dan selama perjalanan. Di samping itu, KAI menyediakan wastafel portabel dan hand sanitizer di titik-titik strategis stasiun dan kereta api untuk menjaga agar pelanggan tetap higienis.

“Kami pun mengikuti rekomendasi dari Gugus Tugas Nasional untuk penggunaan face shield sebagai perlindungan tambahan. Face shield kami berikan secara cuma-cuma bagi pelanggan KA Jarak Jauh,” kata Joni.

Pembersihan seluruh rangkaian kereta seusai beroperasi rutin KAI lakukan menggunakan cairan pembersih yang mengandung disinfektan. KAI juga menugaskan petugas kebersihan di kereta untuk menyeterilkan bagian dalam kereta yang sering tersentuh oleh pelanggan tiap 30 menit sekali.

KAI mewajibkan petugas yang berinteraksi langsung dengan pelanggan untuk cek kesehatan termasuk suhu tubuh sebelum bertugas. Mereka juga harus memakai APD seperti masker, face shield, dan sarung tangan.

“Kami terus mengampanyekan gerakan Mencuci tangan, Memakai masker, dan Menjaga jarak (3M) kepada seluruh pelanggan dan pegawai,” ujar Joni.

Berdasarkan data, pada September 2020, KAI rata-rata melayani 62 ribu pelanggan perhari, naik 10 persen dibanding bulan Agustus yaitu rata-rata 56 ribu pelanggan per hari.

Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terus tumbuh akan layanan KAI yang dapat diandalkan di tengah pandemi Covid-19.

“Seluruh protokol tersebut kami lakukan untuk menjadikan kereta api sebagai angkutan massal yang aman, nyaman, selamat, dan tetap bisa menjaga kesehatan para pelanggan dan pegawai,” tutup Joni.

KAI Tambah Perjalanan Kereta mulai September 2020

Penerapan prtokol kesehatan di dalam Kereta Api
Penerapan prtokol kesehatan di dalam Kereta Api (dok: KAI)

Memasuki bulan September 2020 ini, PT Kereta Api Indonesia (Persero) kembali menambah perjalanan kereta api untuk melayani semakin meningkatnya pelanggan KAI.

“KAI secara bertahap meningkatkan jumlah perjalanan kereta api di Jawa dan Sumatera untuk mengakomodir lebih banyak masyarakat yang ingin naik kereta api,” ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus dalam keterang resmi, Senin (31/8/2020).

Rata-rata perjalanan kereta api di bulan September 2020 adalah 315 perjalanan KA per hari. Naik 36 persen dibanding bulan Agustus 2020 yaitu sebanyak 232 perjalanan KA per hari.

Adapun rinciannya, KA Jarak Jauh naik 77 persen dari rata-rata 75 KA per hari di bulan Agustus, menjadi rata-rata 133 KA per hari di bulan September. Sedangkan KA Lokal naik 16 persen dari rata-rata 157 KA per hari di bulan Agustus, menjadi rata-rata 182 KA per hari di bulan September.

“Diharapkan dengan adanya penambahan jumlah kereta api di bulan September ini dapat meningkatkan konektivitas dalam rangka pemulihan ekonomi nasional melalui perjalanan KA yang selamat dan sehat,” tutup Joni.

KA-KA yang ditambah pada bulan September antara lain dengan rute Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Solo, Semarang, Purwokerto, Blitar, Cilacap, Malang, Jember, dan lainnya.

Adapun KA-KA favorit dioperasikan kembali oleh KAI meliputi KA Jayakarta (Jakarta Kota - Surabaya Gubeng pp), Majapahit (Pasar Senen - Malang pp), Malioboro Ekspres (Yogyakarta - Malang pp), dan KA-KA lainnya.

Selain itu, KAI juga menawarkan berbagai potongan harga menarik untuk perjalanan KA secara rutin. KAI menghadirkan Promo Super Special Offer, yaitu memberikan tarif khusus pada perjalanan KA tertentu di bulan September 2020 ini.

“Tujuannya, agar animo masyarakat yang menggunakan kereta api semakin baik dari waktu ke waktu,” ujar Joni.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya