Pertamina Bakal Jual Baterai Kendaraan Listrik

Kementerian BUMN menyebutkan rencana PT Pertamina (Persero) dalam mengembangkan energi baru terbarukan (EBT)

oleh Athika Rahma diperbarui 29 Sep 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2020, 11:00 WIB
Ilustrasi Mobil Listrik.
Ilustrasi Mobil Listrik. Kredit: MikesPhotos via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian BUMN menyebutkan rencana PT [Pertamina](bisnis "") (Persero) dalam mengembangkan energi baru terbarukan (EBT). Direncanakan, BUMN energi ini akan turut memproduksi baterai kendaraan listrik (EV battery).

Hal tersebut disampaikan oleh Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga. Selain itu, PT PLN juga nantinya akan menjadi pemasok listrik.

"Pertamina ke depan akan menjadi perusahaan BUMN yang akan memproduksi baterai kendaraan listrik. Pertamina akan berubah dari menjual energi fosil menjadi energi baterai, ini ke depan, kemudian nanti PLN akan menjadi pemasok listrik," ujar Arya dalam webinar, ditulis Selasa (29/9/2020).

Untuk mendukung implementasi konsep ini, Arya bilang Menteri BUMN Erick Thohir tengah bernegosiasi dengan produsen baterai kendaraan listrik dari Korea Selatan (LG) dan China.

Sementaraa saat ini, Pertamina tengah menghitung seberapa lama energi fosil bisa bertahan.

"[Pertamina](bisnis "") akan fokus ke depan, lagi minta untuk dihitung sampai berapa lama energi fosil tetap digunakan dan titik tertentu nanti kita akan masuk ke baterai," lanjutnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pertamina Kembangkan Proyek Revamping Kilang USD 180 Juta

20160414- Kilang Pengolahan Minyak Terbesar ke-2 di Indonesia-Kalimantan- Fery Pradolo
Petugas lapangan memantau Area Tanki LPG (Spherical Tank) di kawasan kilang RU V Balikpapan, Kalimantan, Kamis (14/05). Kilang RU V merupakan kilang pengolahan minyak Pertamina terbesar ke-2 di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) mengembangkan Proyek Revamping Platforming kilang dan Aromatik senilai USD 180 juta.

“Proyek tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Platforming Unit dari 50.000 barel per hari menjadi 55.000 barel per hari dan kapasitas produksi Paraxylene 600.000 ton per tahun menjadi 780.000 ton per tahun,” kata Presiden Komisaris TPPI, Ardhy N. Mokobombang, seperti melansir Antara, Kamis (24/9/2020).

BACA JUGA

Perkuat Pasokan Listrik Lampung, PLN Resmikan 5 Gardu Induk Adapun pekerjaan Basic Engineering Design Package (BEDP) yang sedang dikerjakan oleh UOP telah dimulai pada 27 Maret 2020 dan akan selesai pada akhir September 2020.

Selain itu, pembangunan 5 tangki saat ini sedang dalam tahap pembangunan yang diperkirakan secara keseluruhan tangki-tangki tersebut akan selesai pada pertengahan Desember 2021.

Presiden Direktur TPPI Yulian Dekri, mengatakan jika pekerjaan revamping ini akan dilaksanakan pada awal 2022 bersamaan dengan pelaksanaan Turn Around, sehingga pada kuartal 1 2022 diharapkan kilang sudah dapat beroperasi secara penuh.

“Sementara itu, terkait dengan dukungan TPPI untuk mengurangi produk impor Paraxylene, TPPI sudah mulai mengoperasikan unit produksi Paraxylene sejak Agustus 2020 secara dual mode yang menghasilan produk petrokimia dan produk BBM, dan akan ditingkatkan secara bertahap,” kata Yulian.

Direktur Pemasaran TPPI Darius Darwis menambahkan, kebutuhan domestik Paraxylene saat ini sebesar 1 juta ton per tahun.

Sedangkan pemasok dari dalam negeri selain TPPI adalah hanya Kilang RU IV Pertamina yang mempunyai kapasitas produksi sekitar 200.000 ton per tahun.

Dengan demikian, selama TPPI tidak berproduksi, terdapat impor Paraxylene sekitar 800.000 ton per tahun.

Untuk mengurangi impor Paraxylene pada tahun 2021, TPPI merencanakan akan memproduksi Paraxylene sebesar 280 ribu ton per tahun, sehingga total produksi Paraxylene dalam negeri menjadi 500 ribu ton per tahun.

“Hal ini dapat mengurangi impor sejumlah 50 persen dari kebutuhan dalam negeri dan menurunkan current account deficit sejalan dengan arahan Bapak Presiden Joko Widodo saat mengadakan kunjungan ke TPPI tahun lalu,” ujar Darius.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyambut baik dan mendukung TPPI dalam melaksanakan proyek Revamping ini, mengingat produk-produk Petrokimia khususnya produk Aromatik ini sangat dibutuhkan di dalam negeri dan diimpor oleh berbagai perusahaan di Indonesia.

“Dengan memenuhi kebutuhan impor Paraxylene tersebut, peran TPPI dalam mengurangi impor dan current deficit account Indonesia menjadi sangat significant, dan ini sangat baik untuk membangkitkan perekonomian Indonesia,” kata Agus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya