Bisa Bikin Roket, Kesuksesan Miliarder Elon Musk Justru Diawali dari Main Video Game

Miliarder Elon Musk berhasil menjadi orang ketiga terkaya di dunia, menyalip pendiri Facebook,Mark Zuckeberg.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Nov 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2020, 21:00 WIB
Elon Musk
Elon Musk, founder Tesla dan SpaceX. Sumber: Business Insider

Liputan6.com, Jakarta Banyak cerita menarik dari para miliarder, tentang bagaimana mereka bisa menggapai kesuksesan. Seperti cerita awal mula Elon Musk menemukan ketertarikan di dunia programming.

Pendiri dari Tesla dan SpaceX ini menceritakan, dalam konvensi video games pada tahun lalu, jika kecintaan dirinya terhadap video games justru menjadi pembuka dirinya berada di jalur karir seperti sekarang ini.

Sekarang ini banyak orang mungkin tidak mengenal seorang Elon Musk sebagai programmer. Sejatinya, dia merupakan pendiri dari 3 perusahaan yang berusaha mencari solusi dari berbagai permasalahan paling menantang di dunia engineering seperti: Merakit mobil tenaga listrik harga terjangkau dengan jangkauan jarak yang baik, mengkolonisasi Mars, dan membuat terowongan bawah tanah di kota Los Angeles.

Pada minggu ini pun, Musk berhasil menjadi orang ketiga terkaya di dunia, menyalip pendiri dari Facebook, Mark Zuckeberg. Ini usai Dow Jones Indices mengumumkan Tesla akan masuk dalam daftar indeks S&P 500 pada bulan depan. Saham perusahaan tersebut pun sudah melonjak.

Semua hal itu pun tidak akan pernah terjadi, jika Elon Musk tidak pernah belajar coding, karena dirinya sangat mencintai dunia video games, seperti melansir Inc, Selasa (24/11/2020).

Ternyata, semua dimulai saat Musk masih berumur 10 tahun dan Ayahnya mengajak dirinya berjalan-jalan dari Afrika Selatan (tempat kelahiran Musk) ke Amerika Serikat.

"Dulu hal itu merupakan sesuatu yang sangat mengagumkan, karena berbagai hotel mempunyai begitu banyak permainan arcade. Jadi hal pertama yang selalu saya lakukan kalau menginap di hotel baru adalah pergi bermain permainan arcade," cerita Musk kepada astrofisikawan, Neil DeGrasse Tyson di salah satu episode program radio "Star Talk", beberapa tahun lalu.

 

 

 

 

Saksikan Video Ini

Yakin pada Diri Sendiri

Elon Musk
Elon Musk (AFP)

Video games dianggap Elon Musk sebagai hal yang sangat menarik. "Video games membuat saya ingin belajar untuk memprogram komputer, dan saya berfikir bahwa saya bisa membuat permainan saya sendiri," ujar Musk.

Pada akhirnya, Musk pun bisa mendapatkan sebuah komputer Commodore dengan sebuah manual yang menjelasakan bagaimana cara mempogram BASIC (bahasa pemograman komputer).

Dia mampu menyerap berbagai pengetahuan tersebut secara otodidak hanya dengan membaca panduan manual. Sama seperti bagaimana dirinya belajar merakit sebuah roket 20 tahun kemudian.

Pada umur 12 tahun, setelah menguasai BASIC, Musk pun menjual kode permainan PC buatannya, Blastar, kepada PCMag dengan harga USD 500.

Sebelas tahun kemudian, Musk bersama dengan kakaknya mendirikan Zip2, sebuah perusahaan yang menyediakan panduan kota, peta serta buku halaman kuning untuk industri majalah.

Akhirnya bisnis tersebut dijual kepada Compaq sebesar USD 307 juta. Musk mengatakan bahwa dirinya yang sebagian besar membentuk coding untuk Zip2.

Musk setelah itu menggunakan dana dari penjualan Zip2 untuk menjadi co-founder untuk X.com, di mana setelah usaha penggabungan namanya berubah menjadi PayPal, yang pada akhirnya dijual ke eBay di tahun 2002 sebesar USD 1,5 miliar.

Penjualan profil tinggi tersebut, dengan mengantongi jutaan Dolar AS bagi Musk menjadikan dia sebagai pemegang saham terbesar dari PayPal.

Ini juga memberikan dana dan reputasi untuk membuat para ilmuan roket serta membuat insinyur otomotif mulai menganggap keberadaan Musk secara serius.

Bisa dibilang, efek domino dari kecintaan Musk terhadap video games dari permainan arcade di hotel-hotel Amerika dan akhirnya membuat permainan sendiri menjadi faktor kesuksesan ssecara langsung untuk saat ini.

Hal tersebut mungkin akan menjadi hal mengejutkan untuk berbagai jutaan orang tua yang terkadang meneriaki anak-anak untuk mematikan video game dan menyuruh mereka belajar atau bermain dengan orang lain di luar rumah.

Dan ada riset yang mengatakan bahwa orang-orang yang melalaikan sekolah dan kerja untuk bermain video game, memang tidak akan membantu diri mereka sendiri.

Tapi jika anak-anak anda atau kamu sendiri adalah orang yang suka bermain game, sekaligus punya keinginan untuk membuatnya sendiri, mungkin menghabiskan berjam-jam video game bisa jadi hal yang berguna. Karena lihat saja Elon Musk, yang sudah jadi orang ketiga terkaya di dunia.

 

Reporter: Yoga Senjaya Putra

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya