Liputan6.com, Jakarta Direktur Konsumer Bank Rakyat Indonesia (BRI) Handayani mengatakan, tren pemanfaatan ekosistem digital melonjak di tengah pandemi Covid-19.
Hal ini disebabkan pola belanja masyarakat yang berubah, dari fisik menjadi non fisik, dari menggunakan uang tunai menjadi cashless. Penggunaan ekosistem cashless juga dilakukan di beberapa platform.
Baca Juga
"Platformnya macam-macam, mulai dari marketplace, Go-Pay dengan Gojeknya, DANA, Tokopedia dan lain-lain. Tapi, ada juga platform lain sebagai media dagang misalnya lewat Instagram, Facebook atau media lain seperti WhatsApp," kata Handayani dalam acara UMKM Expo(rt) Brillianpreneur di Vidio.com, Minggu (13/12/2020).
Advertisement
Handayani menjelaskan, ekosistem ini muncul karena adanya peluang melakukan transaksi secara daring. Namun, sebelum ekosistem pembayaran digital hadir, para pembeli dan penjual sama-sama memiliki ketakutan dalam melakukan jual beli.
Pembeli kadang merasa ragu, apakah ketika dirinya telah membayar belanjaan melalui transfer dana, penjual akan betul-betul mengirimkam barangnya.
"Sebaliknya, penjual juga kadang khawatir, apakah saat barangnya sudah dikirim, pembelinya mau bayar. Ini dilema juga," tuturnya.
Oleh karenanya, industri keuangan baik perbankan maupun fintech memberikan mekanisme solusi berbasis digital.
Dengan demikian rangkaian pembayaran bisa masuk ke dalam platform digital juga, baik platform marketplace atau bukan sehingga terjadi mekanisme pembayaran hingga pengiriman barang.
"Kita ingin antara pembeli penjual nggak ada yang dirugikan, dan mereka menikmati proses transaksi dengan nyaman," kata Handayani.
Saksikan Video Ini
BRI Hadirkan 400 UMKM dalam Brilianpreneur UMKM Export 2020
BRI kembali menggelar Briliant Preneur UMKM Export 2020 yang berlangsung pada 1-15 Desember 2020. Acara ini menghadirkan lebih dari 400 UMKM pilihan dari empat kategori berbeda yaitu Fashion, Accessories & Beauty, Home Decor & Craft, dan Food & Beverage.
“BRILIAN PRENEUR UMKM Export tujuan utamanya adalah supaya UMKM kita tidak hanya produknya diserap pasar domestic tapi juga bisa diserap pasar ekspor, dengan demikian akan banyak menyerap tenaga kerja dan bisa menjaga sustainability keberlangsungan masyarakat,” kata Direktur Utama Bank BRI Sunarso dalam Konferensi Pers Daring UMKM EXPO(RT) Briliant Preneur 2020, Selasa (1/12/2020).
Dengan begitu jika produk UMKM di Indonesia banyak yang menggunakan dan mengkonsumsi, otomatis bisa membuka lapangan pekerjaan lebih luas lagi. Karena tidak hanya menjangkau pasar domestik namun juga pasar global.
Kata Sunarso data menunjukkan bahwa dari sisi entitas bisnis di Indonesia ternyata pelaku usaha di Indonesia itu 99 persen adalah UMKM hanya 1 persen yang non UMKM. Artinya kontribusi UMKM terhadap PDB itu 60,9 persen dan penyerapan tenaga kerja oleh UMKM itu sebesar 97 persen.
“Apabila produk UMKM banyak yang mengkonsumsi, dan yang mengkonsumsi itu tidak terbatas pada konsumen domestik, semakin banyak kita mengkonsumsi produk UMKM baik domestic maupun ekpsor artinya akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan pemasukan (income),” katanya.
Oleh karena itu BRI mendorong dan mendukung agar produk-produk UMKM Indonesia bisa diminati oleh pasar global dengan mengadakan Briliant Preneur UMKM Export 2020, yang bertujuan untuk membantu mensejahterakan para pelaku UMKM di masa pandemi corona covid-19 untuk bangkit dan berkembang.
“Kita melihat fakta dan data bahwa 97 persen orang bekerja di UMKM ini cara mulia untuk kita berjuang berkomitmen untuk menumbuh kembangkan UMKM, khususnya dalam situasi wabah covid-19,” pungkasnya.
Advertisement