Garuda Indonesia Selesaikan Pencairan Obligasi Rp 1 Triliun

Garuda Indonesia akan menggunakan dana obligasi untuk mendukung likuiditas, solvabilitas, serta pembiayaan operasional Perusahaan.

oleh Tira Santia diperbarui 09 Feb 2021, 13:51 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2021, 13:51 WIB
Ilustrasi Pesawat Terbang
Pesawat Terbang Garuda Indonesia (Liputan6.com/Fahrizal Lubis)

Liputan6.com, Jakarta PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berhasil menyelesaikan proses pencairan dana hasil penerbitan Obligasi Wajib Konversi (OWK) sebesar Rp1 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk untuk mendukung likuiditas, solvabilitas, serta pembiayaan operasional Perusahaan.

"Tentunya menjadi momentum tersendiri bagi Garuda Indonesia untuk terus memperkuat upaya pemulihan kinerja sejalan dengan kinerja fundamental operasional Perusahaan yang secara konsisten terus menunjukan pertumbuhan yang positif,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, dalam keterangannya, Selasa (9/2/2021).

Ia menjelaskan pencairan dana hasil penerbitan OWK ini telah memperhitungkan kebutuhan modal kerja Perusahaan dalam jangka pendek dan menengah, dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian serta aspek compliance terhadap ketentuan Good Corporate Governance (GCG).

Sehingga penggunaan dana hasil OWK ini dapat berjalan tepat guna sesuai kebutuhan Perusahaan. 

Lanjutnya, sesuai dengan kesepakatan bersama stakeholder terkait dalam hal ini Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan melalui PT SMI selaku pelaksana investasi, dana yang diperoleh dari penerbitan OWK ini akan dipergunakan untuk mendukung likuiditas, solvabilitas, serta pembiayaan operasional Perusahaan.

Adapun mengacu pada persetujuan penerbitan OWK yang telah diperoleh Perusahaan dengan nilai sebesar maksimum Rp 8,5 triliun rupiah dan dengan tenor maksimum 7 tahun.

Maka sesuai dengan penandatanganan perjanjian penerbitan OWK pada akhir Desember 2020 lalu. Implementasi pencairan dana OWK yang telah terlaksana pada tanggal 4 Februari 2021 adalah sebesar 1 triliun rupiah dengan tenor selama 3 tahun. 

Lebih lanjut, Irfan menyoroti terkait pencapaian Garuda Indonesia hingga awal kuartal 4-2020 lalu, pihaknya berhasil mencatat jumlah penumpang tertinggi selama pandemi, dimana pada November 2020 jumlah penumpang menembus jumlah angkutan penumpang lebih dari 1,043 juta penumpang.

 “Meningkat cukup signifikan dari masa awal pandemi di mana Perusahaan hanya dapat mengangkut 30 ribuan penumpang,” ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bisnis Kargo

Garuda Indonesia meluncurkan livery khusus yang menampilkan visual masker pada bagian depan (hidung) pesawat Airbus A330-900 Neo yang merupakan livery masker pesawat pertama yang ada di Indonesia.
Garuda Indonesia meluncurkan livery khusus yang menampilkan visual masker pada bagian depan (hidung) pesawat Airbus A330-900 Neo yang merupakan livery masker pesawat pertama yang ada di Indonesia.

Selain itu, dari bisnis angkutan kargo, pada November 2020 Garuda Indonesia juga berhasil mencatatkan pertumbuhan kargo sebesar 12,20  persen dari awal kuartal 4 - 2020, menjadi 24,6 ribu ton angkutan kargo. 

Dari aspek pengelolaan biaya produksi Perusahaan, Garuda Indonesia juga secara konsisten menerapkan upaya upaya strategis yang salah satunya melalui negosiasi biaya sewa pesawat, negosiasi dengan pihak ketiga lainnya, serta berbagai optimalisasi biaya penunjang lainnya di mana penghematan per bulannya yang dapat diperoleh mencapai sebesar 15 juta USD. 

 “Dengan kinerja Perusahaan yang terus menunjukkan pertumbuhan positif di tengah masa pandemi ini serta kepercayaan masyarakat yang terus tumbuh terhadap layanan penerbangan Garuda Indonesia, kami optimistis dana dari hasil penerbitan OWK ini akan dapat menunjang fokus akselerasi kinerja Perseroan secara konsisten” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya