Turun Rp 3.000, Disimak Harga Emas Antam pada 22 Maret 2021

Antam juga menyediakan emas dalam bentuk lain, seperti dinar, dirham maupun emas koleksi lainnya. Disimak harga emas Antam terbaru.

oleh Athika Rahma diperbarui 22 Mar 2021, 09:11 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2021, 09:10 WIB
FOTO: Awal Pekan, Harga Emas Antam Turun Menjadi Rp 944 Ribu per Gram
Pramuniaga menunjukkan emas batangan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk di sebuah gerai emas, Jakarta, Senin (18/1/2021). Harga emas Antam terus turun. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Harga emas Antam atau produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) turun lagi. Kali ini harga emas Antam turun Rp 3.000 mencapai posisi Rp 931 ribu per gram.

Saat ini, Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. 

Adapun harga emas Antam buyback hanya turun Rp 2.000 menjadi Rp 808 ribu per gram, pada Senin (22/3/2021). Harga buyback ini adalah jika Anda menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 808 ribu per gram.

Sementara harga emas Antam bercorak batik dengan ukuran 10 gram ditetapkan Rp 9.660.000, dan ukuran 20 gram dijual Rp 18.680.000.

Antam juga menyediakan emas dalam bentuk lain, seperti koin dinar, dirham maupun emas koleksi lainnya. Hingga pukul 08.34 WIB, mayoritas ukuran emas Antam masih tersedia. 

Harga emas Antam sudah termasuk PPh 22 sebesar 0,9 persen. Jika menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dapat memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen).

Daftar Harga Emas Antam:

* Pecahan 0,5 gram Rp 515.500

* Pecahan 1 gram Rp 931.000

* Pecahan 2 gram Rp 1.802.000

* Pecahan 3 gram Rp 2.678.000

* Pecahan 5 gram Rp 4.430.000

* Pecahan 10 gram Rp 8.805.000

* Pecahan 25 gram Rp 21.887.000

* Pecahan 50 gram Rp 43.695.000

* Pecahan 100 gram Rp 87.312.000

* Pecahan 250 gram Rp 218.015.000

* Pecahan 500 gram Rp 435.820.000

* Pecahan 1.000 gram Rp 871.600.000.

 

Saksikan Video Ini

Ada Tanda Perbaikan, Harga Emas Mulai Bangkit di Pekan Ini?

Ilustrasi Harga Emas Naik (4)
Ilustrasi Harga Emas Naik (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Harga emas dilaporkan mulai berada di radar investor karena harganya terlihat akan mengakhiri pekan lalu dengan catatan teknis yang kuat. Hal ini diprediksi terjadi meskipun ada lonjakan dalam imbal hasil obligasi.

Dikutip dari Kitco pada Senin (22/3/2021), setelah diperdagangkan mendekati level tertinggi tiga pekan setelah pernyataan dovish the Fed, harga emas berhasil mengabaikan imbal hasil Treasury AS 10-tahun yang naik ke level tertinggi selama 14 bulan sebesar 1,75 persen pada Jumat (19/3/2021).

Harga emas berjangka April Comex pada Jumat pekan lalu sempat diperdagangkan pada USD 1.742,60, naik lebih dari 1 persen.

Bank sentral AS merevisi naik PDB 2021 dan ekspektasi inflasi masing-masing menjadi 6,5 persen dan 2,4 persen. Namun menekan bahwa suku bunga akan tetap mendekati nol hingga 2023. Pimpinan The Fed, Jerome Powell, terus menyebut setiap lonjakan harga sebagai sementara mengabaikan kenaikan imbal hasil.

The Fed pada Jumat kembali melancarkan serangan balik ke pasar dengan menolak memperpanjang pengecualian aturan leverage bank sementara, yang akan berakhir pada bulan ini. Aturan tersebut mengecualikan Departemen Keuangan AS dan deposito bank sentral dari supplementary leverage ratio (SLR) atau rasio likuiditas wajib setelah 31 Maret 2021.

Terkait dengan hal tersebut, harga emas memiliki kinerja yang layak bertahan di atas USD 1.730 per ounce. Sementara ekuitas dan minyak turun. Hal tersebut diungkapkan Kepala Strategi Pasar Blue Line Futures, Phillip Streible, kepada Kitco News.

"Emas sebagai kelas aset telah naik ke daftar investor. Logam mulia tidak relevan dalam beberapa pekan lalu; ada lebih banyak aksi di pasar. Tapi sekarang, naik kembali. Emas adalah pemain di lapangan lagi setelah diam beberapa saat," kata Streible.

Beberapa investor mulai melihat emas di tengah volatilitas pasar. Menurut ahli pasar senior LaSalle Futures Group, Charlie Nedoss, emas telah diperdagangkan dengan baik terhadap komoditas lain, termasuk perak dan tembaga.

"Rata-rata pergerakan 10 hari mulai naik, dan saya mengantisipasi penutupan di atas 20 hari untuk pertama kalinya sejak 7 Januari," tutur Nedoss. Ia menambahkan hal tersebut adalah tanda-tanda bagus untuk emas.

Streible menambahkan, emas masih berisiko untuk pergi ke salah satu arah. "Bisa turun melalui USD 1.700 dengan mudah jika imbal hasil terus naik. Tapi dorongan melalui USD 1.750 mungkin kembali," tuturnya.

Menurut Nedoss, fakta bahwa harga emas tidak hilang di level USD 1.700 pada pekan ini sangat bagus. "Sisi negatifnya, saya tidak ingin melihat penutupan di atas posisi terendah kemarin di bawah USD 1.720. Jika kita bisa menutup di atas USD 1.750 per ounce, itu kan menjadi hal yang bagus untuk emas," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya