Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mengizinkan Program Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) atau BLT UMKM kembali menyasar kelompok penerima sebelumnya. Keputusan ini berdasarkan hasil dari beberapa rapat terakhir antara Kementerian Koperasi dan UKM bersama Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN).
"Jadi, beberapa kali rapat dengan KPC-PEN itu memang diberikan kesempatan. Saya sampaikan saja, dengan rapat-rapat terakhir KPC-PEN memang diberikan peluang menerima (BLT UMKM) yang (penerima) lama dan yang baru," ungkap Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM, Eddy Satriya dalam acara Dialog Produktif Rabu Utama Menuju Sembuh Ekonomi Tumbuh, Rabu (24/3/2021).
Baca Juga
Pemerintah mempunyai alasan kuat terkait diperbolehkannya kembali penerima lawas untuk memperoleh BLT UMKM tahun ini. Yakni, agar keberlangsungan usaha mereka tetap bisa terjaga di tengah kondisi ekonomi sulit akibat pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai ini.
Advertisement
"Jadi, yang (penerima) lama juga diharapkan bisa melanjutkan terus usaha mereka gitu," ungkapnya.
Kendati demikian, dia memastikan pihak pengusul penerima BLT UMKM kali ini ditetapkan hanya melalui satu pintu. Yaitu Dinas Koperasi dan UMKM di masing-masing kabupaten/kota.
"Dulu kan ada koperasi, ada kementerian, ada perbankan dan lainnya. Sekarang cuma satu pintu ialah Dinas yang membidangi UMKM yang di level kabupaten/kota," terangnya.
Adapun aturan lebih lanjut akan segera diterbitkan melalui Permenkop yang dimuat dalam website Kementerian Koperasi dan UKM. "Jadi, bisa dibaca dan juga (ada) petunjuk teknis pelaksanaannya," tutupnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
3 Juta Lebih UMKM Indonesia Masuk ke Ekosistem Digital
Sebelumnya, teknologi memaksa atau mendorong manusia untuk lebih tangkas dan menyesuaikan dengan perkembangan yang sangat cepat. Tak terkecuali sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dituntut harus segera cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Pelaku usaha di segala sektor dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam melakukan kegiatan ekonomi.
Hal tersebut diungkapkan Staf Ahli Menteri Kominfo Henry Subiakto dalam webinar berjudul berjudul Muda Peduli Inklusi yang diselenggarakan Kemkominfo di Pangkal Pinang.
“Perubahan dunia yang sangat dinamis menuntut kita untuk memunculkan inovasi baru yang dapat memenuhi permintaan pasar. Peluang bisnis bagi UMKM sangat besar apabila berbasis TIK,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (23/3/2021).
Sementara, Tenaga Ahli Kemkominfo Lathifa Al Anshori membeberkan sebanyak 3.248.775 UMKM sudah masuk ke ruang digital. Masyarakat luas bisa diakses barang yang dijual oleh UMKM tersebut setiap saat melalui gawai.
“Inklusi digital memang harus menyasar pada kelompok yang rentan, seperti perempuan yang memiliki usaha UMKM. Transaksi e-niaga kita juga meluas cakupannya dari barang dan jasa mewah ke kebutuhan sehari-hari,” ujar Lathifa.
Lathifa menambahkan, peran generasi Z dan Milenial sangat diperlukan untuk peduli dan bergerak memperjuangan inklusi di segala lini digitalisasi.
Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah dan anak muda dapat membuka pintu bagi kelompok rentan agar dapat mengembangkan diri dan mendapat manfaat dari transformasi digital yang dilakukan pemerintah.
Kominfo sendiri telah menyapkan program 10.000 UMKM untuk active selling di marketplace e-niaga, 100.000 beasiswa melalui sertifikasi dan keterampilan melalui Digital Talent Scholarship, membangun 4.200 BTS di daerah 3T sepanjang 2021 dan program 10.000 start up digital.
“Melalui Digital Talent Scholarship kita mencetak generasi siap kerja karena dibekali dengan sertifikasi dan keterampilan serta kemampuan bahasa Inggris yang mumpuni, agar nanti akan bisa bekerja ke perusahaan-perusahaan start up,” ujar Lathifa.
Advertisement