Tantangan Terbesar Aset Kripto: Perbaikan Ekonomi Global

Mengingatkan sifat aset kripto yang sangat fluktuatif, sebaiknya investor dengan tipe high risk saja yang berinvestasi di aset kripto.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Jun 2021, 19:15 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2021, 19:15 WIB
Bitcoin
Ilustrasi Bitcoin (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Investor aset kripto perlu waspada dengan perbaikan ekonomi global usai dihantam pandemi Covid-19. Menjamurnya aset kripto, salah satunya disebabkan oleh ekonomi global yang sedang lesu sehingga peminat investasi obligasi dan saham berpindah ke aset Kripto.

"Kalau perekonomian global membaik, akan menjadi ujian bagi pasar kripto, karena orang bisa saja kembali ke investasi obligasi, saham, dan lainnya. Kalau aset kripto tidak bonafit mungkin akan ditinggalkan," ujar Wakil Direktur Institute for Development of Economics dan Finance (INDEF) Eko Listiyanto saat diskusi daring, Jakarta, Kamis (24/6/2021).

Berdasarkan laporan tahunan anggota fintech Indonesia, aset kripto memang mengalami pertumbuhan pesat sejak 2013 hingga 2021. Pada Februari 2021, tercatat 4.501 unit aset kripto di dunia, naik 1684 unit dibandingkan 2019 yang berjumlah 2.817 unit.

"Bappebti mencatat hingga Maret 2021 total transaksi aset kripto di Indonesia mencapai Rp126 triliun," ujar Eko.

Selain itu, Eko juga mengingatkan sifat aset kripto yang sangat fluktuatif. Dia menyarankan agar investor dengan tipe high risk saja yang berinvestasi di aset kripto. Terlebih dengan sistem digitalisasi yang tidak memiliki jaminan aspek keamanan.

Investor tidak menggunakan dana yang berasal dari alokasi konsumsi apalagi dari pinjaman. Selain juga waspada terhadap aset kripto yang menjanjikan keuntungan tetap. "Fluktuasi yang tinggi dalam keuangan engga match dengan janji keuntungan tetap, itu sangat sulit dimengerti. Kalau model begitu, harus melihat lebih jauh," kata Eko.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Intip Untung-Rugi Investasi Kripto

Ilustrasi Bitcoin
Ilustrasi Bitcoin (Ist)

Sebelumnya, Peneliti Center of Innovation and Digital Economy INDEF Nur Komaria membeberkan peluang dan ancaman investasi kripto di Indonesia. Pertama, dari sisi peluang crypto asset mampu melakukan transaksi cepat, transparan dan efisien.

"Kemudian juga tanpa ada batasan ruang dan bisa keseluruh dunia," kata Nur dalam diskusi daring, Jakarta, Kamis (24/6/2021).

Peluang selanjutnya, kata Nur adalah, dengan adanya diversivikasi produk investasi, crypto asset mampu menjadi alternative investasi yang potensial. Kemudian, aset kripto Ini juga didukung oleh perkembangan teknologi yang semakin masif.

"Ke.depan, crypto asset bisa menjadi alat transaksi yang sah terutama untuk beberapa platform digital seperti e-commerce dan fintech dan membantu UMKM," katanya.

Nur menambahkan, peluang lainnya adalah dengan adanya jumlah share yang masih mencapai 84 dari fintek. Aset kripto masih memiliki ruang untuk berkembang.

Sementara itu, ancaman yang bisa terjadi adalah regulasi keamanan data masih yang belum komprehensif (syber security). Kemudian, potensi scamming dan phising dalam praktif. Selanjutnya, investasi ini rentan mengalami fluktuasi harga yang sangat volatile.

"Artinya, untung sekejab kemudian bisa lenyap. Investasi ini tidak diatur oleh pihak ketiga. Selanjutnya, resiko bangkrut perusahaan cryptocurrency. Terakhir likuiditasnya tidak lancar," tandas Nur.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya