Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Iing Rohimin mengatakan masih banyak nelayan yang belum memiliki identitas termasuk belum punya kartu Ketahanan Usaha Perikanan Nelayan (Kusuka Nelayan).
“Kami akan menuntaskan pembuatan Kusuka, karena hasil survey KNTI dan koalisi Kusuka bahwasannya masih banyak nelayan kita yang masih belum memiliki identitas termasuk tidak memiliki Kusuka,” kata Iing dalam diskusi KNTI, Kamis (8/7/2021).
Baca Juga
Oleh karena itu KNTI terus berupaya mendorong nelayan, Pemerintah dan instansi terkait agar bersama-sama bisa mendata para nelayan yang belum memiliki Kusuka, supaya para nelayan nantinya bisa menikmati layanan Kusuka.
Advertisement
Dia menerangkan, bahwa KNTI serius untuk mengembangkan kartu Kusuka. Kartu Kusuka memang didesain untuk memudahkan para nelayan mengakses BBM. Nantinya diharapkan para nelayan yang akan mengakses BBM bersubsidi cukup menggunakan kartu Kusuka saja.
“Hasil diskusi kemarin, ada beberapa kesepakatan dan diskusi yang mengerucut terkait hasil survei KNTI dan persoalan BBM bersubsidi bagi nelayan tradisional Indonesia, yaitu disepakati Kusuka untuk mengakses BBM, kita akan lakukan daerah sebagai pilot project bahwa kita serius mengurus masalah ini,” ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Infrastruktur Pendukung
Lanjutnya, terkait infrastruktur pendukung, kata IIng, Pertamina sebagai operator pelaksanaan untuk program BBM bersubsidi siap membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) di beberapa titik untuk memudahkan akses nelayan.
Selain itu, dari pihak pertamina dan beberapa instansi lain juga siap untuk menerima laporan ketika terjadi penyimpangan penyaluran BBM di lapangan.
Disamping itu, agar pelaksanaan kartu Kusuka bisa berjalan dengan baik, Iing merekomendasikan dalam penyiapan kuota BBM untuk nelayan jangan per SPBUN melainkan pembagiannya dalam tingkat regional dan nasional saja, sehingga pelaksanaannya tidak terhambat.
“Misalnya satu SPBUN diberikan kuota 10 ribu liter untuk nelayan, tapi mereka akan kesusahan ketika BBM kehabisan. Tapi ketika diputuskan satu wilayah kuotanya, maka dalam satu titik nelayan yang kuotanya habis dia bisa digeser-geser,” pungkasnya.
Advertisement