Waduh, Pengangguran Berpendidikan Tinggi Makin Banyak?

Perkembangan dunia usaha dan dunia industri harus diimbangi dengan sistem penempatan tenaga kerja yang tepat.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Agu 2021, 13:05 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2021, 12:15 WIB
Job Fair
Sejumlah pencari kerja memadati arena Job Fair di kawasan Jakarta, Rabu (27/11/2019). Job Fair tersebut digelar dengan menawarkan lowongan berbagai sektor untuk mengurangi angka pengangguran. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan dunia usaha dan dunia industri harus diimbangi dengan sistem penempatan tenaga kerja yang tepat. Sehingga, keberadaan industri dapat menyerap tenaga kerja secara maksimal.

Hal tersebut seperti diungkapkan Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi.

“Kalau kita melihat situasi ketenagakerjaan saat ini adalah sebuah tantangan yang harus kita hadapi, serta bisa memberikan solusi yang tepat dari persoalan ini dengan program dan kegiatan yang dibutuhkan,” kata Anwar di Jakarta, Rabu (4/8).

Salah satu tantangan bidang penempatan saat ini adalah angka pengangguran terdidik yang terbilang tinggi. Bahkan dari sisi tingkat pendidikan, pengangguran dengan pendidikan tinggi terus bertambah.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka pihaknya menyiapkan strategi penempatan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja, Suhartono, menambahkan tantangan bidang penempatan tenaga kerja semakin kompleks karena adanya pandemi COVID-19. Untuk itu, pada tahun 2021, pihaknya akan menitikberatkan pada tiga kegiatan.

Pertama, dukungan pemulihan ekonomi nasional. Kedua, dukungan program 9 Lompatan Kerja Menteri Ketenagakerjaan. Ketiga, dukungan periode keketuaan Menteri Ketenagakerjaan di level ASEAN.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Persoalan Ketenagakerjaan Semakin Kompleks

Job Fair
Pencari kerja mencari informasi lowongan pekerjaan saat acara Job Fair di kawasan Jakarta, Rabu (27/11/2019). Job Fair tersebut digelar dengan menawarkan lowongan berbagai sektor untuk mengurangi angka pengangguran. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, ketenagakerjaan dan kesempatan berusaha bagi masyarakat kecil utamanya yang terkait akses permodalan masih menjadi masalah. Apalagi di tengah serangkaian upaya pemulihan berbagai sektor yang terdampak pandemi Covid-19, persoalan tersebut juga semakin mengemuka dan menjadi perhatian serius pemerintah yang terus mengupayakan jalan keluarnya.

"Persoalan ketenagakerjaan saat ini juga semakin kompleks," katanya pada Acara Rembug Nasional Vokasi dan Kewirausahaan dan Peresmian Penggunaan BLK Komunitas Tahun 2020 Se-Indonesia, serta Peresmian Bank Wakaf Mikro (BWM) di Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (8/6).

Wapres Ma'ruf mengatakan angka pengangguran masih relatif tinggi, sementara daya saing atau produktivitas tenaga kerja juga masih rendah. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2021 menunjukkan bahwa terdapat 19,1 juta tenaga kerja yang terdampak pandemi.

Persoalan tersebut ditambah pula dengan pertumbuhan angkatan kerja baru yang cenderung terus meningkat setiap tahun, serta minimnya penduduk usia angkatan kerja yang siap pakai, atau pernah mengikuti pelatihan kerja, sehingga menyebabkan terjadinya mismatched skill.

"Tantangan menjadi semakin berat dengan perkembangan revolusi industri 4.0 dan teknologi digital yang semakin cepat dan mendisrupsi beragam sektor kehidupan termasuk industri dan ketenagakerjaan," jelasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya