Sri Mulyani Sebut Lima Faktor Ini Penentu Emisi Karbon Indonesia

Emisi karbon di Indonesia akan sangat ditentukan oleh lima sektor utama

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Agu 2021, 14:00 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2021, 14:00 WIB
FOTO: Sri Mulyani Bahas Program PEN Bersama Komisi XI DPR
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) dan Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (24/8/2020). Rapat di antaranya membahas perkembangan anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penurunan emisi karbon di Indonesia akan sangat ditentukan oleh lima sektor utama. Kelima sektor tersebut yakni kehutanan, energi dan transportasi, limbah, pertanian, dan industri.

"Kita perlu memformulasikan kebijakan yang mampu menarik lebih banyak investasi untuk membangun sektor-sektor tersebut. Sehingga kelima sektor itu tetap bisa memenuhi target penurunan CO2," ujar Sri Mulyani, Jakarta, Kamis (26/8).

Kelima sektor tersebut, kata Sri Mulyani, memiliki target yang berbeda dalam penurunan emisi karbon. Misalnya untuk sektor kehutanan, ditargetkan penurunan emisi hingga 17 persen, sementara untuk sektor energi dan transportasi sebesar 11 persen.

Selanjutnya, untuk sektor limbah, pertanian, dan industri, masing-masing ditargetkan penurunan 0,38 persen, 0,32 persen, dan 0,1 persen.

"Komitmen Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060 harus terus dilakukan secara konsisten," kata Sri Mulyani.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Butuh Dana Besar

Rapat Kerja
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/6/2019). Pemerintah bersama Komisi XI DPR RI kembali melakukan pembahasan mengenai asumsi dasar makro dalam RAPBN 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, dibutuhkan pendanaan yang cukup besar, selain kerja keras dan kebijakan untuk menurunkan emisi karbon. Salah satu sektor yang akan membutuhkan dana sangat besar yakni sektor energi dan transportasi.

Hal itu karena adanya pemindahan energi dari non renewable energy menjadi renewable energy. Kemudian pemindahan jenis transportasi dari transportasi berpolusi menjadi transportasi hijau.

"Ini semuanya membutuhkan biaya investasi yang luar biasa besar dan tidak mungkin hanya dilakukan oleh dilakukan APBN. Bahkan tidak bisa hanya dilakukan oleh Indonesia sendiri," tandas Sri Mulyani.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya