Liputan6.com, Jakarta Lizzie Wanyoike adalah perempuan yang berhasil menghancurkan stereotip masyarakat Kenya. Umumnya, para pemimpin perusahaan didominasi laki-laki di negara tersebut.
Namun Lizzie berhasil menjadi miliarder di Kenya dan sangat dihormati. Lizzie memberikan peran yang besar dalam bidang pendidikan sekaligus membangun kerajaan bisnis di bidang real estate dan perhotelan.
Baca Juga
Melansir dari Kenyans.co.ke, Minggu (24/10/2021), Lizzie adalah anak keenam dari seorang kepala suku. Ia adalah lulusan dari Universitas Kenyatta dan memperoleh gelar Diploma jurusan Pendidikan.
Advertisement
Setelah mendapatkan gelar Diploma, pacar Lizzie membantunya untuk masuk ke asrama Young Women's Christian Association (YWCA). Ia tinggal di sana hingga mendapatkan pekerjaan.
Pada 1972, Lizzie memutuskan untuk menikah. Diketahui suaminya pernah bercerai sebelumnya dan memiliki tiga orang anak.
Perlahan Lizzie kembali mewujudkan mimpinya untuk menjadi guru di sekolah menengah State House Girls, Nairobi. Gaji yang didapatkan Lizzie setiap bulannya adalah KES 961 (Rp 124 ribu).
Tiga tahun pun berlalu. Lizzie memutuskan untuk berhenti dan membangun sekolah sendiri bersama suami dan beberapa rekan kerja. Ia membuka Temple College of Secretarial Studies di Nairobi.
Pendapatan dari bisnis tersebut ditabung oleh Lizzie. Selain itu, investasi tanah pun mulai dilakukannya.
Titik Balik Kehidupan
Lizzie harus berpisah dengan suaminya. Salah satu penyebab perpisahan tersebut karena adanya perbedaan umur yang jauh antara Lizzie dan suami yaitu 16 tahun.
“Saya telah berinvestasi banyak dalam pernikahan. Namun, kami tidak meluangkan waktu untuk saling mengenal sebelum menikah. Kami tidak memiliki banyak kesamaan terutama karena perbedaan usia.”
Lizzie melanjutkan ceritanya, “Suatu hari ketika saya pulang ke rumah, petugas keamanan menolak untuk membukakan pintu. Mereka mengatakan suami saya telah mengizinkan mereka untuk melakukan hal tersebut."
Hanya berbekal tas tangan dan mobil, Lizzie meninggalkan rumah tersebut. Bahkan, ia tidak mendapatkan sedikit pun harta dari suaminya dan kehilangan tempat tinggal.
Tidak ada pilihan lain, Lizzie kembali tinggal di asrama YWCA.
Advertisement
Perkembangan Bisnis
Peristiwa tersebut tidak mematahkan semangat Lizzie. Ia kembali membuka sekolah dengan tabungannya untuk membimbing perempuan berusia muda dan memastikan bahwa mereka mendapatkan pendidikan yang layak.
Tabungan yang dimiliki Lizzie adalah KES 6 juta (Rp 775 juta). Lalu, ia juga berhasil mendapatkan pinjaman sebesar KES 4 juta (Rp 517,5 juta) dari bank lokal.
Bermodalkan KES 10 juta (Rp 1,2 miliar), Lizzie membangun Nairobi Institute of Business Studies (NIBS) yang terus berkembang setiap bulannya.
Perguruan tinggi ini awalnya hanya memiliki 25 mahasiswa. Saat ini, NIBS sudah memiliki lebih dari 6 ribu mahasiswa, serta 250 staf untuk empat perguruan tinggi termasuk di kota Ongata Rongai, Thika, Kawasan Pusat Bisnis Nairobi, dan Ruiru-Kimbo.
Lizzie juga membangun hotel bintang empat di Kileleshwa untuk pelatihan bisnis dan perhotelan.
Bisnis terbarunya adalah Lizzie Wanyoike Preparatory School, sekolah untuk tingkat TK dan SD. Sekolah tersebut menawarkan lingkungan belajar yang hangat dan guru yang berdedikasi dalam penyediaan kurikulum yang menarik.
Kurikulum juga akan terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan dan minat tiap-tiap anak.
Reporter: Shania