Impor Indonesia di September 2021 Turun 2,67 Persen

Impor migas September 2021 senilai USD 1,86 miliar, turun 8,90 persen dibandingkan Agustus 2021, tapi naik 59,15 persen dari September 2020.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 15 Okt 2021, 13:10 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2021, 13:10 WIB
20161018-Ekspor Impor RI Melemah di Bulan September-Jakarta
Aktivitas bongkar muat peti kemas di JICT Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (18/10). Penurunan impor yang lebih dalam dibandingkan ekspor menyebabkan surplus neraca dagang pada September 2016 mencapai US$ 1,22 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai impor Indonesia pada September 2021 mencapai USD 16,23 miliar. Jumlah itu mengalami penurunan secara bulanan (month to month) dibanding Agustus 2021, namun meningkat secara tahunan (year on year) dari September 2020.

"Nilai impor Indonesia September 2021 turun 2,67 persen dibandingkan Agustus 2021, tapi naik 40,31 persen dibandingkan September 2020," terang Kepala BPS Margo Yuwono dalam sesi teleconference, Jumat (15/10/2021).

Secara angka, Margo memaparkan, impor migas September 2021 senilai USD 1,86 miliar, turun 8,90 persen dibandingkan Agustus 2021, tapi naik 59,15 persen dari September 2020.

Sedangkan impor non-migas September 2021 senilai USD 14,37 miliar, turun 1,80 persen dibandingkan Agustus 2021, dan naik 38,18 persen dari September 2020.

Penurunan impor golongan barang non-migas terbesar pada September 2021 dibandingkan Agustus 2021 yakni untuk mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya, sebesar USD 122,8 juta atau turun 6,56 persen.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bahan Bakar Mineral

FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebaliknya, impor bahan bakar mineral justru melambung tinggi hingga 219,54 persen, dengan nilai mencapai USD 276,7 juta.

China menjadi negara pemasok impor non-migas terbesar selama periode Januari-September 2021, yakni mencapai USD 39,12 miliar atau memakan porsi 32,07 persen.

Disusul negara-negara dari kawasan Asia Tenggara USD 21,33 miliar (17,49 persen), Jepang USD 10,42 miliar (8,54 persen), dan Uni Eropa USD 7,78 miliar (6,38 persen).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya