Kemenko Perekonomian Tawarkan Investasi di Sektor Energi dan Petrokimia ke Investor Dubai

Kemenko Perekonomian mengadakan forum bisnis yang membahas beberapa isu strategis seperti ketenagakerjaan, energi, infrastruktur, industri, hingga kawasan ekonomi.

oleh Tira Santia diperbarui 14 Nov 2021, 20:30 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2021, 20:30 WIB
Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha BUMN, Riset, dan Inovasi Kemenko Perekonomian Montty Girianna (tengah), di Dubai, PEA. (Sumber ekon.go.id)
Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha BUMN, Riset, dan Inovasi Kemenko Perekonomian Montty Girianna (tengah), di Dubai, PEA. (Sumber ekon.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengadakan forum bisnis yang membahas beberapa isu strategis seperti ketenagakerjaan, energi, infrastruktur, industri, hingga kawasan ekonomi. Hal ini dijalankan dengan memanfaatkan momentum penyelenggaraan Dubai Expo.

Kegiatan yang diadakan selama 5 hari berturut-turut sejak 6 November hingga 10 November 2021 tersebut, bertujuan untuk menarik minat investor baik dari Persatuan Emirat Arab (PEA) maupun negara lainnya.

Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha BUMN, Riset, dan Inovasi Kemenko Perekonomian Montty Girianna menjelaskan, di hari pertama pelaksanaan forum bisnis Dubai Expo ini, Kemenko Perekonomian membahas mengenai investasi di sektor energi dan petrokimia.

"Pada kesempatan berikutnya, pembahasan akan dilangsungkan untuk sektor infrastruktur jalan tol dan raya, serta dukungan pembiayaan dan penjaminan investasinya,” ujar Montty Girianna dalam keterangan tertulis, Minggu (14/11/2021).

Dalam paparannya, Montty menjelaskan kondisi fundamental ekonomi tanah air di tengah pandemi Covid-19, dimana pertumbuhan ekonomi dan indikator ekonomi makro lainnya relatif stabil. Cadangan devisa tercatat meningkat, ekspor impor kembali normal, dan nilai tukar rupiah cukup stabil.

“Semua sektor menunjukkan perbaikan. Sektor informasi dan komunikasi serta kesehatan dan farmasi secara konsisten tumbuh positif sejak tahun lalu,” tegas Montty.

Pemerintah juga telah menganggarkan USD 52 miliar untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), salah satunya dalam bentuk program kesehatan yaitu program vaksinasi nasional. Beberapa program strategis lainnya pun terus dijalankan. Penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi dilakukan secara beriringan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sektor Energi

Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha BUMN, Riset, dan Inovasi Kemenko Perekonomian Montty Girianna (kanan), di Dubai, PEA. (Sumber ekon.go.id)
Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha BUMN, Riset, dan Inovasi Kemenko Perekonomian Montty Girianna (kanan), di Dubai, PEA. (Sumber ekon.go.id)

Khusus mengenai sektor energi, Pemerintah memiliki proyek kilang minyak skala besar dan proyek petrokimia yang dikelola oleh PT Kilang Pertamina Internasional, anak perusahaan PT Pertamina Holding. Total investasi dari proyek tersebut sekitar USD 43 miliar.

Proyek ini juga meningkatkan total kapasitas pengolahan kilang minyak menjadi 1,4 juta barel minyak per hari dan memproduksi 1,2 juta EURO V bahan bakar per hari.

Selanjutnya, proyek kilang minyak dengan nilai investasi USD 7 miliar di Balikpapan, Kalimantan Timur, juga diharapkan bisa merombak kilang minyak eksisting yang telah beroperasi selama bertahun-tahun untuk meningkatkan kapasitas penyulingan dari 260 menjadi 360 ribu barel per hari.

“Ini untuk meningkatkan kualitas produk dari EURO II menjadi EURO V,” tegas Montty.

Proyek kilang minyak lainnya yakni proyek revamping kilang minyak di Cilacap Jawa Barat, Dumai Sumatera Selatan, dan satu Grass Root Refinery, kompleks kilang dan kompleks petrokimia olefin, di Tuban Jawa Timur.

Selain itu, juga terdapat proyek petrokimia dengan investasi USD 4 miliar yakni pabrik petrokimia TPPI Jawa Timur yang memiliki kapasitas produksi 1.000 KTPA (kilo ton per tahun) Olefin Cracker.

“Jaringan Gas Kota juga telah dikembangkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk memenuhi kebutuhan konsumen rumah tangga maupun industri kecil, terutama yang bertempat tinggal berdekatan dengan sumber gas bumi yang tersedia,” ujar Montty.

Selain itu, PT PGN berencana mengembangkan jaringan pipa transmisi gas di provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Riau, dan Kepulauan Riau. Proyek-proyek tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gas untuk sektor industri dan kelistrikan.

 

Pupuk

Stok Pupuk Non Subsidi
Stok Pupuk Non Subsidi (dok: Pupuk Indonesia)

Terkait dengan industri pupuk, PT Pupuk Indonesia telah menyiapkan tiga proyek yakni proyek pupuk BINTUNI di Papua Barat. Proyek ini akan menghasilkan Amoniak 2.500 metrik ton per hari (MTPD), Urea 3.500 MTPD, dan Metanol sekitar 3.000 MTPD. Proyek ini diharapkan selesai pada tahun 2026.

Kemudian pabrik pupuk (PUSRI IIIB) di Sumatera Selatan yang akan menghasilkan Amoniak dan Urea, serta pabrik Soda Ash di Jawa Timur dan di Kalimantan Timur untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

“Kami telah menyaksikan tonggak kerja sama antara PT Pertamina dan Mubadala dari UEA, dalam pengembangan kilang minyak di Balikpapan, Kalimantan Timur. Kerja sama kedua badan usaha tersebut tentunya dapat dilanjutkan untuk proyek-proyek strategis lainnya. Melalui forum bisnis di Dubai Expo 2021 ini, kami berharap akan semakin banyak lagi kemitraan antara pelaku usaha dari Indonesia dan dari UEA, serta negara lain,” tutup Montty.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya