Liputan6.com, Jakarta - Sebuah salinan surat yang dikirim oleh CEO SpaceX, Elon Musk kepada karyawannya sehari setelah perayaan Thanksgiving, menuai sorotan. Surat tersebut, diperoleh oleh media Amerika Serikat, CNBC.
Di dalamnya, disampaikan bahwa perusahaan roket SpaceX itu bisa berada pada risiko kebangkrutan, kecuali jika krisis produksi Raptor teratasi. Diketahui bahwa setiap penerbangan roket bisa membutuhkan sebanyak 39 mesin Raptor.
"Kami menghadapi risiko kebangkrutan jika kami tidak bisa mencapai tingkat penerbangan Starship setidaknya sekali setiap dua pekan tahun depan," tulis Musk, dikutip dari laman CNBC International, Kamis (2/11/2021).
Advertisement
"Kami membutuhkan semua tangan untuk pulih dari apa yang, sejujurnya, merupakan bencana," ungkap Musk.
Musk membalas sejumlah postingan di Twitter tentang komentarnya dengan beberapa konteks tambahan, mencatat bahwa kebangkrutan untuk SpaceX, yang "bukan tidak mungkin," terutama jika ekonomi global mengalami penurunan sebelum perusahaan bisa menuntaskan program Starship-nya.
Namun perlu diketahui juga, ini bukan pengalaman pertama SpaceX dengan risiko keuangan yang serius.
Musk sering membahas betapa berisikonya meluncurkan perusahaan pada 2002, dan bagaimana usahanya hampir gagal hanya beberapa tahun kemudian.
Tahun lalu, Musk menuliskan di Twitter bahwa pada hari-hari awal peluncuran Tesla dan SpaceX, dia memiliki sedikit keyakinan bahwa kedua perusahaan tersebut akan berhasil.
“Saya pikir ada 90 persen kemungkinan bahwa SpaceX dan Tesla akan bernilai USD 0,” tulisnya pada saat itu.
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Masalah Sederhana
Pada tahun 2013, Musk juga pernah berbicara di acara Google for Startups tentang bagaimana SpaceX hampir bangkrut setelah tiga percobaan peluncuran roket pertamanya gagal antara tahun 2006 dan 2008.
Masalahnya sederhana: Dia menginvestasikan sekitar USD100 juta dari uangnya sendiri untuk mendirikan SpaceX , yang hanya mencakup tiga upaya untuk meluncurkan roket ke orbit.
Tiga upaya pertama gagal — yang pertama karena kebakaran, sedangkan dua berikutnya gagal mencapai orbit.
"Saya pikir : Oke, kami mampu membiayai tiga peluncuran.' Dan, yang ketiga gagal," kata Musk.
“Itu adalah latihan yang sangat, sangat menyakitkan. Kami pada saat itu tidak mengerti sama sekali tentang bagaimana membuat roket dan meluncurkannya ke orbit," ceritanya.
Advertisement