Dapat Anggaran Rp 32,93 T, Menhub Minta Anak Buah Bikin Program yang Bisa Netes

Anggaran Kemenhub terus turun setiap tahun. Tercatat di 2020 sebesar Rp 36,39 triliun dan 2021 sebesar Rp 34,01 triliun.

oleh Arief Rahman H diperbarui 14 Des 2021, 10:00 WIB
Diterbitkan 14 Des 2021, 10:00 WIB
Menhub Budi Karya Sumadi menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Induk Tahun 2022 Unit Eselon I Kementerian Perhubungan. (Dok Kemenhub)
Menhub Budi Karya Sumadi menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Induk Tahun 2022 Unit Eselon I Kementerian Perhubungan. (Dok Kemenhub)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta ke seluruh jajaran Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk memprioritaskan pelaksanaan program kerja yang bermanfaat dan bisa langsung dirasakan oleh masyarakat. Kementerian Perhubungan pada 2022 mendapat kucuran anggaran sebesar Rp 32,93 triliun.

“Pastikan agar semua program dan kegiatan yang telah direncanakan itu bisa netes. Artinya, dapat dirasakan kemanfaatannya oleh masyarakat,” kata Budi Karya Sumadi usai menyerahkan DIPA Induk Tahun 2022 Unit Eselon I Kementerian Perhubungan, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (14/12/2021).

Ia meminta kepada para Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), dan seluruh jajaran pelaksana anggaran di lingkungan Kemenhub untuk mengawal dan melaksanakan program dengan lebih baik pada 2022.

“Perlu dilakukan transformasi struktural dan pemanfaatan digitalisasi untuk memperkuat suatu program kegiatan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan, sesuai prinsip better planning, better spending,” ucapnya.

Budi Karya mengungkapkan, pada 2022, Kemenhub mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp 32,93 triliun, yang trennya mengalami penurunan selama tiga tahun terakhir. Tercatat, anggaran di 2020 sebesar Rp 36,39 triliun dan 2021 sebesar Rp 34,01 triliun.

Mengantisipasi adanya gap antara kebutuhan pembangunan dan pelayanan di sektor transportasi dan kemampuan pendanaan APBN, Kemenhub terus mendorong upaya pendanaan kreatif non APBN.

Diantaranya melalui pembentukan satuan kerja Badan Layanan Umum (BLU), peningkatan kinerja Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN) secara optimal, dan melalui pelibatan sektor swasta dalam pembangunan dan pengembangan infrastruktur dan layanan di sektor transportasi (Public Private Partnership’s/PPP’s).

“Saya meminta agar semua pelaksana anggaran melaksanakan kegiatan secara good governance. Menghindari praktik korupsi dan gratifikasi, dan hal-hal lainnya yang melanggar hukum,” tutur Menhub.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Upaya Kemenhub

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam Kick Off Harhubnas 2021, Rabu (1/9/2021).
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam Kick Off Harhubnas 2021, Rabu (1/9/2021).

Sejumlah upaya yang dilakukan Kemenhub, untuk memastikan program kegiatan di 2022 dapat berjalan dengan baik yakni: mempersiapkan dan memproses dokumen penunjukkan pelaksana anggaran setiap satker; melakukan percepatan proses lelang pengadaan barang dan jasa, yang bersumber dari rupiah murni, Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Kemudian Pinjaman dan atau Hibah Luar Negeri (PHLN), sehingga program bisa dilaksanakan lebih awal; segera melengkapi dokumen yang dibutuhkan untuk pembukaan blokir/catatan pada kegiatan prioritas/strategis; menyusun timeline program kegiatan secara rigid; melakukan mitigasi resiko kendala yang dihadapi; melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala menggunakan e-monitoring, melakukan penguatan perencanaan; dan upaya-upaya lainnya.

Dalam mempersiapkan program kegiatan tahun 2022, Kemenhub mengacu pada tema rencana kerja pemerintah tahun 2022 yaitu “Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural”. Sebagaimana arahan Presiden RI Joko Widodo bahwa menghadapi ketidakpastian tahun 2022 akibat masih adanya pandemi, APBN harus dirancang secara responsif, antisipatif, fleksibel, dan juga harus selalu berinovasi dan mengantisipasi berbagai perubahan dengan tata kelola yang baik.

APBN tahun 2022 memiliki peran sentral sebagai pengungkit pemulihan ekonomi nasional. Mengingat pada tahun ini Indonesia dipercaya sebagai pemegang presidensi G20. Untuk itu Indonesia harus menunjukkan kemampuan dalam menghadapi perubahan iklim, terutama dalam pengurangan emisi dan gerakan perbaikan lingkungan secara berkelanjutan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya